Kebahagiaan Anak-Anak SDN Cilayang 3 dengan Program Makan Bergizi Gratis
Pada hari Kamis, 21 Agustus 2025, suasana di SDN Cilayang 3 Desa Sukamaju Kecamatan Cikeusal Kabupaten Serang Provinsi Banten berbeda dari biasanya. Wajah ceria terlihat di wajah murid-murid yang tinggal di desa dengan jumlah penduduk sekitar 4.645 jiwa. Keceriaan mereka berasal dari fakta bahwa untuk pertama kalinya, mereka akan menerima paket makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hal ini semakin istimewa karena pembagian dilakukan pada bulan Agustus, bulan kemerdekaan Republik Indonesia.
Program MBG yang menjadi prioritas Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ini telah lama ditunggu oleh masyarakat, termasuk para siswa SDN Cilayang 3. Sekolah tersebut memiliki 121 siswa yang terbagi dalam enam kelas, mulai dari kelas 1 hingga kelas 6. Siswa-siswa tersebut berasal dari tiga kampung dan dua desa, yaitu Kampung Ketupang Jati, Ketupang Sinyar, dan Lembur Duku, serta Desa Sukamaju dan Sukaraja.
Di desa tersebut, kebanyakan anak-anak berjalan kaki ke sekolah, menempuh jarak 1 hingga 2 kilometer. Alasannya adalah karena angkutan umum sulit diakses dan mereka merasa lebih nyaman berangkat bersama teman-temannya. Mayoritas orang tua siswa bekerja sebagai kuli bangunan atau petani, sementara ibu rumah tangga. Oleh karena itu, banyak dari anak-anak SDN Cilayang 3 hanya membawa uang jajan sebesar Rp1.000 per hari, bahkan ada yang tidak membawa uang sama sekali.
Dengan kondisi ekonomi yang terbatas, program MBG menjadi sangat penting bagi anak-anak. Tidak hanya memberikan makanan bergizi, program ini juga membantu mengurangi sampah plastik karena anak-anak tidak lagi membeli makanan di luar. Selain itu, banyak siswa yang awalnya jarang masuk sekolah kini lebih rutin hadir karena adanya MBG.
Menu Beragam dan Kepuasan Anak-Anak
Menurut Hendi, tenaga administrasi SDN Cilayang 3, program MBG dibagikan setiap hari Senin hingga Jumat. Makanan disajikan pukul 07.30 WIB dan dinikmati saat jam istirahat pukul 10.00 WIB. Setiap hari menu makanan berbeda, mencakup daging, ayam, telur, tempe orek, sayuran, dan buah-buahan seperti anggur. Anak-anak sangat senang dengan makanan yang disajikan, terlebih karena rasanya enak dan lengkap.
Beberapa anak bahkan meminta tambahan susu. Namun, Hendi belum mengetahui apakah susu masuk dalam paket MBG. Ia berharap bisa ditambahkan agar anak-anak lebih sehat. Menurutnya, MBG benar-benar membantu tumbuh kembang anak, karena gizi mereka terpenuhi dan mengurangi risiko stunting.
Suci dan Rohman, dua siswa kelas 6, mengaku bahagia dengan adanya MBG. Mereka menyatakan bahwa uang jajan mereka bisa ditabung karena tidak perlu membeli makanan di luar.
Dapur MBG yang Mendukung Ekonomi Lokal
Makanan yang diberikan kepada anak-anak SDN Cilayang 3 berasal dari SPPG BUMDesma UPK Cikeusal. Dapur ini memiliki luas 420 meter persegi dan terletak di Jalan Panosogan, Desa Sukaratu, Kecamatan Cikeusal. Di dalamnya terdapat 47 relawan, satu kepala dapur, satu akunting, dan satu ahli gizi yang bertugas setiap hari.
Relawan-relawan tersebut berasal dari lingkungan sekitar dan dibayar harian antara Rp100 ribu hingga Rp130 ribu. Sementara itu, tiga orang lainnya dibayarkan oleh BGN. Dapur MBG ini merupakan yang pertama beroperasi di Cikeusal dan satu-satunya di Kabupaten Serang yang mengelola SPPG.
Menu makanan yang disajikan bervariasi, tetapi selalu memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein hewani dan nabati, serta kalori. Untuk mendukung ekonomi lokal, bahan baku seperti ayam, telur, tahu, tempe, dan beras berasal dari daerah setempat. Sayuran seperti wortel dan kol masih diambil dari pasar karena tidak tersedia di Cikeusal.
Dukungan Kemkomdigi untuk MBG
Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) terus mendukung keberhasilan program MBG. Melalui pemanfaatan teknologi informasi, penguatan komunikasi publik, dan literasi digital, Kemkomdigi memastikan program ini berjalan efektif dan transparan. Dukungan ini mencakup digitalisasi rantai pasok dan distribusi makanan, orkestrasi komunikasi publik hingga pelosok negeri, serta pemberdayaan UMKM dan petani lokal.
Menurut Menteri Meutya Hafid, MBG bukan hanya makan siang, tetapi investasi jangka panjang untuk SDM Indonesia. Program ini menjadi fondasi lahirnya talenta unggul yang siap menghadapi ekonomi digital global. Selain itu, MBG juga membantu menekan angka stunting, mempersiapkan bonus demografi, dan melahirkan tenaga kerja unggul.