InfoMalangRaya, Indonesia – Oliver Kahn, eks kiper dan kapten timnas Jerman, memberikan analisis menyengat soal kesulitan Bayern Munich menggaet pemain-pemain top berkelas dunia pada bursa transfer jelang musim 2025-26. Secara khusus, dia menyoroti kegagalan Die Roten mendaratkan Florian Wirtz yang lebih memilih hengkang ke Liverpool.
Di mata Kahn, Bayern sudah tak lagi jadi tujuan menarik bagi para pemain top. Putusan Wirtz memilih bergabung dengan Liverpool sangat masuk akal. The Reds jelas-jelas punya daya tarik lebih besar dari berbagai aspek, baik dari sisi olahraga maupun sisi-sisi lain, salah satunya pemasaran global.
“Saya tak tahu apakah ini masalah Bayern atau Bundesliga. Secara olahraga, ekonomi, juga media, kepindahan (ke Premier League) benar-benar menawarkan peluang berbeda, bahkan secara global. Itu adalah hal pertama yang akan saya pertimbangkan sebagai pemain,” urai Oliver Kahn dalam temuwicara di Sky seperti dikutip InfoMalangRaya dari Sport1.
Eks kiper yang juga sempat menjabat CEO Bayern tersebut lantas menambahkan, “Jika Anda berpikir, oke, saya akan bergabung dengan Bayern, lalu menjadi juara Jerman untuk ke-15, 16, 17 kali, apakah itu benar-benar menarik bagi saya? Patut dicatat juga, prestasi tim-tim Jerman di Eropa itu buruk. Wirtz tentu saja ingin menjuarai Liga Champions.”
Sentilan Oliver Kahn
Tak berhenti di sana, Oliver Kahn memberikan sentilan menohok bagi Bayern Munich. Menurut dia, ada satu hal mendasar yang membuat Die Roten tak lagi menarik bagi para pemain kelas dunia. Itu adalah pergantian pelatih yang begitu sering terjadi. Sejak ditinggal Pep Guardiola pada 2015, terjadi 7 kali pergantian pelatih. Hal tersebut bukan sesuatu yang positif di mata pemain.
“Begitu banyak pelatih yang datang dan pergi. Itu juga membuat filosofi dan gagasan juga berubah terus-menerus. Demikian pula skuad. Selalu ada perasaan roster terus berubah-ubah. Semua itu pasti menimbulkan keresahan di dalam tim, di antara para pemain,” ujar pria yang kini berumur 56 tahun itu.
Instabilitas itu dinilai Kahn sebagai faktor yang akan dipertimbangkan betul-betul oleh seorang pemain saat mendapat tawaran dari Bayern. Bagaimanapun, pemain akan lebih nyaman jika bekerja di bawah asuhan seorang pelatih dalam waktu lama, bukan hanya semusim atau dua musim.
Ironisnya, Kahn juga terlibat dalam instabilitas yang terjadi di tubuh Bayern Munich. Saat menjabat CEO, dia tak memperpanjang kontrak Hansi Flick yang sebetulnya berprestasi di Bayern. Dia mendatangkan Julian Nagelsmann, tapi kemudian dipecat pada paruh kedua musim keduanya. Sebagai gantinya, datang Thomas Tuchel. Hal itu membuat kekisruhan yang berujung pencopotan Kahn dari posisi CEO.