InfoMalangRaya.com – Siprus Utara akan membatasi penjualan properti kepada orang asing setelah sebuah laporan media Turki menuduh bahwa ribuan orang “Israel” dan Yahudi membeli properti di wilayah tersebut.
Langkah ini diambil setelah serangkaian ungahan media sosial yang diterbitkan oleh Sabahattin Ismail, seorang jurnalis yang merupakan penasihat mantan presiden Republik Turki Siprus Utara (TRNC), Rauf Denktas.
Sejak bulan Oktober dan dimulainya perang “Israel” di Gaza, Ismail telah mempublikasikan catatan penjualan dan pendaftaran perusahaan-perusahaan yang menurutnya menunjukkan bahwa ribuan orang Yahudi dari “Israel” dan negara-negara Eropa telah membeli rumah dan tanah.
Beberapa surat kabar Turki menuduh, tanpa mengutip sumber apa pun, bahwa 35.000 orang Yahudi membeli properti di Siprus Utara, yang luasnya mencapai 2.500 hektare. Siprus Utara hanya memiliki populasi 380.000 jiwa.
Middle East Eye tidak dapat memverifikasi angka-angka ini secara independen. Namun, para pejabat di Turki mengatakan bahwa jumlah tersebut sangat berlebihan.
Ersin Tatar, kepala pemerintahan TRNC saat ini, yang diperlakukan sebagai kepala komunitas Turki di pulau tersebut oleh negara-negara Barat, mengatakan bahwa ia khawatir dengan tuduhan tersebut dan para penasihat keamanannya sedang menyelidikinya.
“Kami memiliki beberapa langkah dan tindakan yang akan diambil untuk menentang [penjualan ini],” kata Tatar pada hari Jumat.
Saat ini, orang asing memiliki hak untuk membeli properti di Siprus Utara dan dapat membeli lima hektar tanah tanpa rumah.
Tatar mengatakan bahwa pembatasan baru akan diberlakukan sebagai tanggapan atas tuduhan bahwa warga Israel dan Yahudi Eropa membeli tanah di wilayah tersebut.
“Sebuah peraturan baru akan dibuat mengenai hak lima hektar ini,” katanya.
Baca juga: Perusahaan Yahudi Rancang Pembangunan Perumahan untuk Pemukim Haram di Reruntuhan Bangunan di Gaza
Turki menginvasi Siprus pada tahun 1974 setelah kudeta yang gagal untuk menyatukan pulau ini dengan Yunani. Sejak saat itu, Siprus terbagi antara Republik Siprus yang diakui secara internasional di bagian selatan dan republik Turki, yang hanya diakui oleh Ankara.
Israel memiliki hubungan dekat dengan Republik Siprus, tetapi seperti halnya dengan Turki, hubungannya dengan Siprus Utara yang mayoritas Muslim lebih rumit.
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan membantah laporan bahwa ribuan warga Israel dan Yahudi membeli properti di Siprus Utara dalam sebuah pertemuan di parlemen Turki bulan lalu.
Ia mengatakan hanya 200 warga Israel yang telah mengajukan permohonan pembelian properti di Siprus Utara sejak tahun 2000.
“Warga Israel berada di peringkat ke-12 di antara semua negara. Dalam lima tahun terakhir saja, sebanyak 15.000 pengajuan untuk pembelian real estate di TRNC berasal dari negara lain, bukan dari Israel,” katanya.
“Inggris telah berada di posisi pertama sejak tahun 2000, dan Iran berada di posisi pertama dalam lima tahun terakhir. Seperti yang Anda ketahui, penjualan real estat kepada warga negara ketiga di TRNC hanya dapat dilakukan melalui persetujuan dewan menteri,” tambahnya, dengan menggunakan nama kabinet Siprus Utara.
Menteri Dalam Negeri TRNC Dursun Oguz mengatakan kepada parlemen Siprus Utara pada bulan November bahwa pemerintah secara khusus menyiapkan dua undang-undang untuk mengatur penjualan properti kepada warga negara asing.
Keputusan dari Dewan Menteri dapat memungkinkan orang asing untuk membeli properti dari warga Siprus Utara tanpa harus mencatatkan penjualan tersebut di catatan sipil. Hal ini, kata Oguz kepada media lokal bulan lalu, menciptakan “kerentanan keamanan bagi negara”.
Oguz menambahkan bahwa sebuah undang-undang akan diajukan ke parlemen untuk mendaftarkan penjualan yang tidak dimasukkan ke dalam catatan resmi.
Siprus Utara sendiri memiliki komunitas Yahudi yang kecil.*
Baca juga: Tak Mampu Sewa Rumah, Gelandangan di Amerika Serikat Semakin Banyak