Close Menu

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    7 Rahasia Kakeibo, Metode Keuangan Jepang yang Menarik

    10 Juli 2025

    Regulasi Pemain Asing di Super League Terburuk di ASEAN

    10 Juli 2025

    Detik-Detik Kesalahan Paling Mahal Read Madrid Dibantai 4-0, Antarkan PSG Final Lawan Chelsea

    10 Juli 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    Trending
    • 7 Rahasia Kakeibo, Metode Keuangan Jepang yang Menarik
    • Regulasi Pemain Asing di Super League Terburuk di ASEAN
    • Detik-Detik Kesalahan Paling Mahal Read Madrid Dibantai 4-0, Antarkan PSG Final Lawan Chelsea
    • SSD Hari Prime Terbaik dan Penawaran Hard Drive Eksternal tentang Samsung, Penting dan banyak lagi
    • Tips Kulit Sehat untuk Usia 20-an
    • Urgensi Taat Sanad di Era Matinya Kepakaran
    • Admin Medsos Konser Terbesar di Jatim Diduga Menipu dan Bawa Kabur Uang Puluhan Juta
    • Piala Dunia Antarklub 2025: Real Madrid Dipermalukan PSG
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    Info Malang RayaInfo Malang Raya
    • LIPUTAN KHUSUS
    • MALANG RAYA
      • KOTA MALANG
      • KABUPATEN MALANG
      • KOTA BATU
    • JAWA TIMUR
    • NASIONAL
    • OLAHRAGA
    • RAGAM
      • TEKNOLOGI
      • UNDANG-UNDANG
      • WISATA & KULINER
      • KOMUNITAS
      • IMR ENGLISH
    • OPINI
    • COVER HARIAN IMR
    • LOGIN
    Info Malang RayaInfo Malang Raya
    • LIPUTAN KHUSUS
    • MALANG RAYA
    • KOTA MALANG
    • KABUPATEN MALANG
    • KOTA BATU
    • JAWA TIMUR
    • NASIONAL
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
    • OPINI
    • RAGAM
    • KOMUNITAS
    • WISATA & KULINER
    • KAJIAN ISLAM
    • TEKNOLOGI
    • UNDANG-UNDANG
    • INFO PROPERTI & LOWONGAN KERJA
    • TIPS & TRIK
    • COVER HARIAN IMR
    • IMR TV
    • LOGIN
    Home»INTERNASIONAL»Pakar Keluarga: Kurikulum CSE Mengancam Moral Remaja Indonesia
    INTERNASIONAL

    Pakar Keluarga: Kurikulum CSE Mengancam Moral Remaja Indonesia

    By admin9 Juli 2025
    Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email Copy Link
    Prof.EuisSunarti scaled

    InfoMalangRaya.com– Ketua Umum Koalisi Nasional Perlindungan Keluarga Indonesia (KNPK) Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, M.Si. memperingatkan bahaya penerapan Comprehensive Sexuality Education (CSE) di Indonesia.

    Dalam Policy Brief KNPK, dokumen singkat yang menyajikan analisis dan rekomendasi kebijakan terkait isu ketahanan keluarga yang ditujukan kepada pengambil keputusan, Prof. Euis menyatakan bahwa kurikulum CSE berpotensi meningkatkan seks bebas, LGBT, dan aborsi di kalangan remaja, serta bertentangan dengan nilai agama dan budaya Indonesia.

    Pakar Ketahanan Keluarga dan Guru Besar IPB University, Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, M.Si, menyampaikan kekhawatirannya terhadap masuknya kurikulum Comprehensive Sexuality Education (CSE) ke dalam sistem pendidikan di Indonesia. Menurutnya, kurikulum ini mengandung unsur-unsur yang membahayakan akhlak, nilai, serta kesehatan seksual remaja.

    Prof. Euis menekankan bahwa CSE berpotensi menjadi pemicu seks bebas di kalangan remaja. “CSE tidak hanya mendidik, tapi membentuk cara pandang permisif terhadap seksualitas sejak dini. Ini bertentangan dengan nilai agama dan budaya bangsa Indonesia,” tegasnya dalam Policy Brief KNPK Indonesia No. 1 Tahun 2023 yang ditulis dan dibagikan dalam seminar nasional pada Ahad, 6 Juli 2025, di Ruang Auditorium Lantai 2 Perpustakaan Nasional RI.

    Bukti Ilmiah Bahaya CSE

    Prof. Euis memaparkan bukti ilmiah berupa lima studi internasional yang meneliti implementasi CSE di berbagai negara telah menemukan 12 dampak negatif yang serius. Dampak tersebut antara lain: Peningkatan aktivitas seksual di usia dini, bertambahnya jumlah pasangan seksual, meningkatnya angka seks paksa, tingginya risiko penyakit menular seksual (PMS), melemahnya nilai pantang sebelum menikah, dan meningkatnya gangguan kesehatan mental akibat eksploitasi seksual.

    “Kurikulum ini menanamkan gagasan bahwa semua pilihan seksual adalah setara, termasuk yang bertentangan dengan norma agama,” jelas Prof. Euis.

    Isi dan Elemen Bahaya CSE

    CSE bukan hanya memberikan pengetahuan biologis, tetapi juga menyisipkan sejumlah konsep kontroversial, seperti: otonomi seksual sejak muda, konsen (persetujuan) sebagai dasar hubungan seksual “suka sama suka”, pentingnya akses bebas terhadap kontrasepsi dan aborsi, pengenalan terhadap identitas gender nonbiner, homoseksual, dan transgender.

    Ia mengutip analisis Family Watch International, elemen-elemen membahayakan dari CSE antara lain: seksualisasi anak-anak secara eksplisit, mempromosikan seks anal, oral, dan masturbasi, merusak nilai-nilai tradisional dan otoritas orang tua, melegalkan ideologi transgender dan aborsi anak, merujuk anak ke situs atau organisasi pro-LGBT, gagal membentuk sikap pantang hubungan seksual sebelum menikah.

    Family Watch juga menyoroti bahwa CSE mengajarkan anak-anak untuk “menyetujui seks” ketimbang menahan diri.

    CSE Sudah Masuk ke Indonesia

    Prof. Euis mengungkapkan bahwa tanpa disadari, CSE telah menyusup dalam sistem pendidikan nasional. Salah satunya melalui program SETARA (Semangat Dunia Remaja) yang dijalankan di lebih dari 108 sekolah di enam provinsi, umumnya melalui pelajaran konseling. Program ini secara terbuka dirujuk sebagai model CSE oleh UNESCO.

    Lebih lanjut, Aliansi Satu Visi (ASV) juga disebut aktif menyebarkan materi tentang orientasi seksual, penggunaan kondom, dan aborsi aman kepada remaja di Indonesia.

    “Analisis kurikulum menunjukkan konflik yang dalam dengan nilai masyarakat, terutama dalam hal otonomi tubuh, sexual consent, dan hak memilih orientasi seksual. Ini semua dikemas atas nama ‘kesehatan dan HAM anak’,” kata Prof. Euis.

    KNPK Indonesia dan Prof. Euis menyerukan penolakan terhadap adopsi kurikulum CSE, serta mendesak pemerintah dan masyarakat untuk: Pertama, menarik modul atau program pendidikan yang bermuatan CSE. Kedua, membangun kurikulum pendidikan seksualitas berbasis Pancasila. Ketiga, mengembangkan pendidikan karakter yang selaras dengan nilai agama dan budaya bangsa. Keempat, melibatkan peran keluarga dan masyarakat dalam pendidikan moral anak.

    “Kita tidak anti pendidikan seksualitas. Tapi kita menolak kurikulum global yang justru merusak fitrah anak. Indonesia membutuhkan kurikulum pendidikan seksualitas yang membina, bukan membebaskan,” pungkasnya.*/Hadijah

    Jumlah Pembaca: 15

    CSE Indonesia keluarga Kurikulum Mengancam Moral Pakar Remaja
    Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email Copy Link

    Berita Terkait

    Urgensi Taat Sanad di Era Matinya Kepakaran

    10 Juli 2025

    Di Singapura Angka Pernikahan Menurun Perceraian Naik

    10 Juli 2025

    Spanyol Luncurkan Penyelidikan Kriminal terhadap Netanyahu, Imbas Pencegatan Kapal Madleen

    9 Juli 2025
    Leave A Reply Cancel Reply

    banner 300250
    banner 300250
    banner 250250
    Search
    BERITA POPULER

    Bupati Malang Hadiri Kanjuruhan Street Race Edisi 13

    30 Maret 20241

    Ironi Psywar: Arema FC yang Dulu Dilecehkan, Kini Justru Menendang PSS Sleman

    24 Mei 20251

    10 Aplikasi Musik Tanpa Iklan Terbaik, Diunduh Jutaan Pengguna!

    25 April 2024119

    Pantun Pj. Walikota Malang Bikin Suasana Meriah di Acara Malang Raya Shopping Adventure 2024

    1 April 20242
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    • DISCLAIMER
    • INDEX BERITA
    • PEDOMAN MEDIA SIBER
    • REDAKSI
    © 2016 Infomalangraya. Designed by Mohenk.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.