DI antara deretan pantai selatan Yogyakarta, ada satu kawasan pantai yang memiliki daya tarik berbeda, yakni Pantai Pasir Mendit di Kabupaten Kulon Progo. Berbeda dengan pantai lain di Yogya yang menawarkan keindahan ombak Samudera Hindia, pantai ini memiliki kawasan hutan mangrove yang membuatnya tampak hijau.
Pantai dan hutan yang berada di Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, itu lokasinya tidak jauh dari Pantai Congot. Sedangkan hutan mangrove pantai itu, secara berkala dirawat dan dijaga karena berfungsi untuk mencegah abrasi dengan memecah ombak laut menjadi lebih tenang.
Penanaman Mangrove
Terbaru, ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas termasuk mahasiswa asing dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) diterjunkan ke Pantai Pasir Mendit Kulon Progo untuk menanam dan menambah jumlah pohon mangrove di kawasan itu pada Minggu 12 Oktober 2025.
Sebelum melakukan penanaman mangrove, para mahasiswa itu lebih dulu membersihkan kawasan pantai dari sampah plastik, limbah rumah tangga, dan material anorganik lainnya dikumpulkan dan dipilah. Sehingga ekosistem pantai yang bersih siap menerima penanaman mangrove baru.
“Mangrove bukan sekedar tanaman biasa namun juga bisa mencegah sedimentasi dan mitigasi bencana karena menyerap karbon dalam jumlah banyak,” ungkap kata Warso, Ketua Pengelola Wana Tirta kawasan Pantai Pasir Mendit pada Ahad, 14 Oktober 2025.
Warso yang juga salah satu perintis penggiat tanaman mangrove itu mengatakan, penataan ekowisata mangrove itu sudah dimulai sejak 2009. Saat itu diawali dengan penanaman 50 ribu pohon yang menggandeng Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Sumberdaya Pembangunan (LPPSP) Semarang.
“Kawasan ini baru mulai dibuka sebagai obyek wisata tahun 2016 hingga sekarang,” kata dia.
Wisata Hutan Mangrove
Selain suasana asri hutan yang berbatasan dengan pantai, wisatawan saat ke destinasi ini banyak yang berminat mengelilingi mangrove dengan perahu melewati aliran sungai yang ada atau sekadar berswafoto di gua mangrove. Jika beruntung, wisatawan juga bisa melihat satwa unik. Sebab di hutan mangrove ini juga menjadi habitat burung kuntul, kepiting, udang dan belanak, biawak, dan burung-burung langka lainnya.
Dosen yang juga Koordinator UNY Isti Yunita mengatakan mahasiswa diterjunkan ke kawasan itu untuk belajar sekaligus peduli ekosistem pantai.
“Mangrove berperan penting dalam mencegah abrasi, mendukung keanekaragaman hayati pesisir, dan menjadi bagian penting dari mitigasi perubahan iklim,” kata dia
Menurut Isti, pelestarian peduli lingkungan pesisir dengan membersihkan sampah plastik dan anorganik yang menumpuk di pesisir berfungsi mengurangi pencemaran laut serta menjaga ekosistem pantai tetap sehat.
“Penanaman mangrove membantu mencegah abrasi, menahan sedimen, dan menjadi habitat penting bagi berbagai biota pesisir juga,” kata dia.
Menurutnya, mangrove memiliki kemampuan menyerap karbon jauh lebih besar dibandingkan hutan daratan. Dengan menanam mangrove, turut berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca dan peningkatan ketahanan pesisir terhadap dampak perubahan iklim. “Lokasi penanaman dipilih berdasarkan data wilayah rawan abrasi dan penurunan kualitas ekosistem pesisir,” kata dia.