InfoMalangRaya, Indonesia – Nama Pascal Bosschaart melambung setelah Feyenoord menang 1-0 atas AC Milan pada leg I babak play off fase gugur Liga Champions 2024-25, Kamis (13/2/2025) dini hari WIB. Dia jadi otak di balik kemenangan itu. Namun, itu tak membuat dia menepuk dada dan merasa paling berjasa.
Bosschaart baru menangani Feyenoord sejak 10 Februari lalu. Dia aslinya adalah pelatih tim U-21. Seiring pemecatan terhadap Brian Priske, pelatih berumur 44 tahun itu dipercaya memegang kendali tim utama. Dengan dibantu John de Wolf dan Etienne Reijnen, dia diangkat sebagai pelatih sementara.
Tantangan awal yang dihadapi Bosschaart tidak main-main. Feyenoord harus melawan AC Milan dan dia hanya punya waktu 3 hari untuk mempersiapkan tim. Tak dinyana, Quinten Timber dkk. tampil luar biasa di bawah arahannya dan mampu menang 1-0 berkat gol Igor Paixao pada menit ke-3. Toh, itu tak membuat Bosschaart besar kepala.
“Ini benar-benar luar biasa. Saya sungguh sangat bangga dan bahagia. Para pemain telah bekerja sangat keras. Saya adalah orang yang bahagia pada saat ini, tapi kemenangan itu tidak terlalu banyak berkaitan dengan saya,” urai Pascal Bosschaart seperti dikutip InfoMalangRaya dari Voetbal Primeur.
Pujian Pascal Bosschaart
Lebih jauh, Pascal Bosschaart hanya merasa punya sedikit andil pada kesuksesan Feyenoord menekuk AC Milan. Menurut dia, kemenangan itu terutama sekali karena kerja keras para pemain yang tampil penuh totalitas. Salah satu buktinya kiper Timo Wellenreuther yang tiga kali terkapar diterjang lawan, tapi selalu bangkit lagi.
“Para pemain ini telah memainkan banyak pertandingan dan mereka menunjukkan dapat bermain sepak bola. Saya hanya memberikan beberapa titik. Ini sama sekali bukan prestasi saya. Ini kisah kolektif. Ini bukan karena saya,” ucap pria yang saat masih bermain sempat 64 kali tampil bersama Feyenoord tersebut.
Dia menambahkan, “Saya tak punya banyak mimpi, tapi ini memang skenario yang diharapkan. Ketika beberapa hal yang disiapkan staf menjadi kenyataan dan saya dapat memberikan seikit bumbu, itu tentu saja terasa sangat indah. Kami harus memberikan kredit kepada semuanya.”
Bosschaart juga merasa tak ada hal istimewa yang dilakukannya jelang laga Feyenoord vs Milan. Satu hal yang dipahaminya, Feyenoord dalam krisis setelah pemecatan Brian Priske. “Saya hanya mengangkat tekanan dan memberi para pemain kepercayaan diri. Kami berhasil, tapi itu bukan karena saya juga!” ucap dia.