InfoMalangRaya.com – Wakil Menteri Luar Negeri Norwegia, Andreas Kravik, telah menegaskan kembali komitmen negaranya terkait surat perintah penangkapan internasional yang dikeluarkan oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC) terhadap Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu.
Kravik menyatakan bahwa Norwegia akan menegakkan surat perintah tersebut dan menangkap Netanyahu jika ia menginjakkan kaki di negara tersebut.
Ia menegaskan kembali bahwa, sebagai anggota ICC, Norwegia terikat secara hukum untuk bekerja sama dengan keputusan pengadilan, yang menunjukkan komitmen Oslo terhadap hukum internasional. Sikap ini mencerminkan dukungan yang lebih luas terhadap mandat ICC untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang dituduh melakukan kejahatan internasional.
Surat perintah penangkapan tersebut dikeluarkan pada November 2024, atas kejahatan terhadap kemanusiaan di Jalur Gaza.
Mencabut investasi dari Israel
Dana kekayaan negara Norwegia senilai $2 triliun telah mengakhiri kontrak dengan manajer aset yang mengelola investasinya di ‘Israel’, dan mendivestasikan sebagian portofolionya di negara tersebut, terkait tindakan zionis di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.
Hal ini menyusul tinjauan mendesak yang diluncurkan minggu lalu setelah muncul laporan media bahwa dana tersebut telah membangun saham di sebuah grup mesin jet ‘Israel’ yang menyediakan layanan bagi tentara Israel, termasuk perawatan jet tempur.
“Semua investasi di perusahaan-perusahaan Israel yang selama ini dikelola oleh manajer eksternal akan dipindahkan ke internal dan dikelola secara internal,” kata dana tersebut.
Dana kekayaan tersebut, yang merupakan bagian dari bank sentral Norwegia, sebelumnya memegang saham di 61 perusahaan ‘Israel’ per 30 Juni.
Namun dalam beberapa hari terakhir, dana tersebut telah mendivestasikan saham di 11 perusahaan tersebut, katanya dalam sebuah pernyataan, tanpa menyebutkan nama perusahaan-perusahaan tersebut.
Menurut catatannya, dana kekayaan negara tersebut—yang memiliki saham di 8.700 perusahaan di seluruh dunia—memiliki saham di 65 perusahaan ‘Israel’ pada akhir tahun 2024, dengan nilai total $1,95 miliar.
Selama setahun terakhir, dana tersebut telah menjual sahamnya di sebuah perusahaan energi ‘Israel’ dan sebuah grup telekomunikasi karena masalah etika. Pengawas etikanya juga mengatakan sedang meninjau apakah akan melepas kepemilikan di lima bank ‘Israel’.
Pada bulan Juni, parlemen Norwegia menolak usulan divestasi dana tersebut dari semua perusahaan yang beroperasi di Palestina yang diduduki.
Jens Stoltenberg, menteri keuangan Norwegia dan mantan kepala NATO, mengatakan ia memiliki kepercayaan pada Tangen, di tengah peninjauan yang sedang berlangsung atas investasinya di ‘Israel’.*