PBNU Kecam Jamaah Aolia Gelar Perayaan Idul Fitri Lebih Awal Beralasan ‘Telepon Allah’

InfoMalangRaya.com— Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi buka suara terkait pernyataan salah satu jemaah Masjid Aolia di Gunungkidul, Yogyakarta, yang viral karena mengaku menelepon Allah SWT dalam menetapkan 1 Syawal 1445 Hijriah pada Jumat (5/4/2024) kemarin.
Ahmad Fahrur Rozi meminta jemaah tersebut tidak mempermainkan Islam. “Fenomena kelompok masyarakat Aolia di Padukuhan Panggang, Gunung Kidul, Yogyakarta, yang berhari raya hari Jumat kemarin dengan dalih tokoh panutan mereka berbicara langsung dengan Allah SWT, ini sungguh memprihatinkan, harus dicegah dan tidak boleh terulang kembali,” ujar Fahrur dalam keterangannya, Sabtu (6/4/2024).

Keren si mbah bisa nelp Allah 🤠Jemaah Aolia Gunungkidul Gelar Salat Idulfitri Jumat pagi (5/4/2024), Ikuti Perintah Mbah Benu. pic.twitter.com/jvdOYz646u— Pelatih Tidur 🆕 (@PelatihT1dur) April 5, 2024

Ahmad Fahrur Rozi mengajak setiap tokoh agama beribadah sesuai ajaran agama Islam yang benar. Dia meminta agar tidak ada yang mempermainkan ajaran Islam dan berdalih telah bicara dengan Allah SWT.
Diketahui, pada Jumat, tanggal 5 April 2024, pukul 07.00 WIB, jemaah Masjid Aolia di Padukuhan Panggang III, Kalurahan Giriharjo, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul, telah menggelar dan Takbiran dan Shalat Idul Fitri lebih awal, tanpa menggunakan perhitungan umum yang dilakukan umat Islam untuk menetapkan Idul Fitri.
Acara dihadiri sekitar kurang lebih 50 orang tersebut, dipimpin oleh tokoh agama, Ibnu Hajar Pranolo, atau akrab disapa Mbah Benu, sebagai pimpinan pusat Jamaah Aolia.  
 Namun setelah pernyataan Mbah Benu yang viral di media sosial perihal ‘telepon langsung ke Allah’ dalam menentukan hari Lebaran 1 Syawal, pihak Jemaah Aolia melakukan klarifikasi.
Putra kelima Mbah Benu, Daud Mastein mengatakan pernyataan sang ayah merupakan kiasan semata. Menurutnya, Mbah Benu mengaji dan melakukan amalan lainnya untuk menentukan awal dan akhir Ramadan serta kedatangan bulan Syawal.

Dakwah Media BCA – Green

Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/

Praktik Menyimpang
Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) turut menyoroti pernyataan salah satu jemaah Masjid Aolia di Gunungkidul, Yogyakarta, yang menetapkan 1 Syawal 1445 H pada Jumat (5/4) setelah berdalih “menelepon Allah SWT”.
MUI menilai kasus yang terjadi di Gunungkidul itu sebuah kesalahan sehingga perlu diingatkan. “Kasus di sebuah komunitas di Gunungkidul itu jelas kesalahan, perlu diingatkan. Bisa jadi dia melakukannya karena ketidaktahuan, maka tugas kita memberi tahu, kalau dia lalai, diingatkan,” kata Ketua MUI Asrorun Ni’am kepada wartawan, Sabtu (6/4/2024).
Ni’am bahkan memandang praktik agama tersebut bisa dikatakan menyimpang jika dilakukan dalam kondisi kesadaran penuh. Sehingga, kata dia, mengikuti praktik tersebut hukumnya haram.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *