Pejuang di Palestina adalah Mujahid Bukan Teroris

admin 30 Views
12 Min Read

Palestina adalah bumi para Nabi, saat ini menjadi ladang jihad dikumandangkan para mujahid untuk membebaskan Masjid Al-Aqsha dari Zionis ‘Israel’, mereka bukanlah teroris

Oleh: Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil

InfoMalangRaya.com | PANGERAN Diponegoro, Imam Bonjol, Pangeran Antasari, KH. Hasyim Asy’ari, dan ribuan pahlawan di negeri kita berjuang membebaskan tanah dari penjaja, mereka adalah pejuang, bukanlah teroris. Di bawah ini teks lengkap khutbah Jumat kali ini;

Khutbah Jumat Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Jamaah Shalat Jumat Hafidzakumullah

Salah satu ajaran Islam yang menjadi benteng kehormatan, kunci kedamaian dan kestabilan kehidupan adalah jihad. Jihad di jalan Allah SWT merupakan ajaran mulia nan agung yang dipersembahkan oleh Allah SWT untuk umat Nabi Muhammad ﷺ.

Dengan jihad, marwah kaum muslimin terlindungi. Dengan jihad, keselamatan umat Islam lebih terjamin. Dengan jihad, musuh-musuh yang ingin merusak dan memporak-porandakan umat akan berpikir seribu kali untuk melakukannya.

Secara bahasa jihad adalah mencurahkan segala kemampuan dan kekuatan. Secara syariat jihad adalah mencurahkan segala daya atau kekuatan untuk melawan musuh-musuh Islam dan memerangi mereka, baik secara langsung atau membantu kaum muslimin dengan harta, pikiran, mau pun perbekalan.

Jihad bukan aktivitas jahat. Jihad bukan perbuatan barbar seperti digambarkan oleh Barat dan sekutunya selama ini. Jihad bukan perbuatan terorisme.

Ada aturan ketat dan tata cara dalam mengamalkannya. Karena itu, umat Islam tidak boleh alergi apalagi ikut-ikutan memandang jihad dengan sebelah mata.

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jumat Rahimakumullah

Di Palestina bumi para nabi, saat ini jihad dikumandangkan oleh para mujahid yang mendambakan kemerdekaan dari kolonial Zionis ‘Israel’. Salah satu tokoh mujahid itu adalah Abu Ibrahim Yahya as-Sinwar.

Inilah sosok yang sangat ditakuti pasukan teroris ‘Israel’ dan sekutunya. Perawakannya tidak terlalu tinggi. Tatapan matanya tajam. Tubuhnya tidak besar. Tapi keberaniannya tidak diragukan.

Beliau seorang mujahid. Beliau seorang pemenang bukan pecundang. Kemangkatan Yahya Sinwar di tangan teroris ‘Israel’, beberapa waktu lalu, menjadi kisah yang melegenda.

Rekaman detik-detik ketika ia akan dibunuh oleh pasukan teroris, justru mengilhami para pejuang di seluruh dunia tentang perjuangan sampai titik darah penghabisan.

Yahya tidak sendirian. Sederet nama para mujahid di Palestina telah terukir dengan tinta emas. Syaikh Izzuddin al-Qassam, Syaikh Ahmad Yasin, Yahya Ayyash, Abdul Aziz ar-Rantisi, Ismail Haniya, adalah sedikit dari sekian pemimpin perlawanan yang wafat di tangan pasukan penjajah.

Mereka bukan teroris. Mereka adalah pengamal jihad untuk membela agama, situs-situs suci, dan tanah airnya. Sama sekali jauh dari vonis sebagai teroris. Sama halnya dengan yang dilakukan oleh KH. Hasyim Asy’ari dengan resolusi jihadnya yang kita peringati tiap tanggal 22 Oktober.

Hadirin yang Dimuliakan Allah SWT

Kalau vonis sebagai teroris dilekatkan pada umat Islam yang berjuang membela agama, kehormatan, harta, nyawa, dan tanah airnya, lalu sebutan apa yang pantas bagi ‘Israel’, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis, dan blok barat yang menumpahkan begitu banyak darah kaum muslimin?

Di Afghanistan, invasi Amerika Serikat dan sekutunya telah menewaskan ribuan umat Islam. Di Irak, invasi Amerika Serikat dan sekutunya juga telah merenggut puluhan ribu nyawa umat Islam. Siapa yang sebenarnya teroris itu?

Di Palestina, sejak 70 tahun lebih tidak terhitung jumlah nyawa rakyat Palestina yang dihilangkan oleh tangan-tangan najis nan kotor ‘Israel’, dibantu oleh Amerika Serikat dan sekutunya. Siapakah yang teroris?

Jika memperjuangkan hak kemerdekaan dituduh sebagai teroris, mau kita sebut apa para pahlawan kita di tanah air? Ada Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Pangeran Antasari, KH. Hasyim Asy’ari, Habib Salim bin Jindan dan ratusan bahkan ribuan pahlawan di negeri kita, apakah mereka teroris karena mereka berjuang dalam tarikan nafas yang sama dengan pejuang Palestina Apakah mereka teroris karena melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda, Jepang, dan pasukan sekutu?

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jumat Rahimakumullah

Ada banyak keutamaan dalam amal jihad. Pertama, sebagai bentuk melaksanakan perintah Allah SWT. Ada banyak ayat Alquran yang berisi perintah untuk berjihad.

يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنٰفِقِيْنَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْۗ وَمَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُۗ وَبِئْسَ الْمَصِيْرُ

“Wahai Nabi! Perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahanam dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. at-Tahrim : 09)

قَاتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوْا ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَ

“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. al-Baqarah : 190)

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. al-Baqarah : 216)

Sahabat Rasulullah ﷺ telah memberikan contoh yang paling baik dalam mengharapkan kesyahidan dan kecintaannya yang tulus dalam berjihad di jalan Allah.

Misalnya adalah Abdullah bin Jahsyin yang bercita-cita mati syahid dan mengumpamakan musuh dengan perumpamaan yang sangat baik seraya berkata,

“Ya Allah, Sesungguhnya aku bersumpah kepada-Mu untuk bertemu dengan musuh besok sehingga mereka membunuhku, menusuk dan mencincangku, supaya aku bertemu dengan-Mu dalam keadaan terbunuh seperti itu. Jika Engkau bertanya, ‘Demi apa kamu rela berbuat seperti itu? Akan aku jawab, ‘Demi Engkau, wahai Tuhanku, dan demi Rasul-Mu. Maka Engkau akan berkata, “Kamu benar.”

Maka dia pun berperang pada perang Uhud hingga terbunuh dan didapati dia telah diperlakukan seperti yang diharapkan. Dia telah terbunuh dan musuh- musuh telah mencincangnya.

Mereka memotong hidung dan telinganya. Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Saya telah melihatnya di akhir siang tiba-tiba hidung dan telinganya tergantung di atas dinding.”

Kedua, jihad merupakan salah amal perbuatan yang paling mulia di sisi Allah. Sayidina Abdullah bin Mas’ud berkata :

يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى؟ قَالَ: «الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا» لك : ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

“Wahai Rasulullah, amal perbuatan apakah yang paling disukai oleh Allah Ta’ala?” Beliau menjawab, ‘Shalat tepat pada waktunya.’ Aku bertanya, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, ‘Berbuat baik kepada kedua orang tua.’ Aku bertanya lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, ‘Berjihad di jalan Allah.’ (HR. Bukhari-Muslim).

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Imam al-Qurthubi memberikan keterangan terkait hadis di atas, “Nabi ﷺ menyebut tiga perkara ini secara khusus, karena ketiganya merupakan tanda bagi amal-amal lainnya.

(1) Barangsiapa mengabaikan shalat fardhu hingga keluar dari waktunya tanpa ada alasan, padahal shalat fardhu tersebut ringan dikerjakan dan besar keutamaannya, maka ia pasti lebih mengabaikan ibadah lain.(2) Barangsiapa tidak berbakti kepada kedua orangtuanya, padahal hak keduanya padanya itu sangat besar, maka ia berarti kurang berbuat baik kepada orang lain.(3) Dan barangsiapa meninggalkan jihad terhadap orang-orang kafir meski pun begitu sengit permusuhan mereka terhadap agama, maka ia pasti lebih tidak peduli terhadap orang-orang yang fasik.”

Ketiga, berjihad mendatangkan keuntungan dalam segala hal, baik di masa hidup atau pun matinya. Hal ini ditegaskan oleh seorang ulama Syaikh Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi dalam bukunya al-Jihad fil Islam (Jihad dalam Islam).

Kata beliau, jika seorang mujahid gugur di medan pertempuran, maka ia mendapatkan surga yang lebih baik dari kehidupan duniawi. Namun, jika ternyata ia berhasil dan meraih kemenangan, ia juga mendapat kebaikan, berupa kejayaan dan harta rampasan.

Poin ketiga ini selaras dengan firman Allah SWT :

فَلْيُقَاتِلْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ الَّذِيْنَ يَشْرُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا بِالْاٰخِرَةِ ۗ وَمَنْ يُّقَاتِلْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ فَيُقْتَلْ اَوْ يَغْلِبْ فَسَوْفَ نُؤْتِيْهِ اَجْرًا عَظِيْمًا

“Karena itu, hendaklah orang-orang yang menjual kehidupan dunia untuk (kehidupan) akhirat berperang di jalan Allah. Dan barangsiapa berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka akan Kami berikan pahala yang besar kepadanya.” (QS. an-Nisaa’ : 74).

Akhirnya, seorang mukmin yang mencurahkan segala kemampuan dan kekuatannya di jalan Allah, berdakwah, dan berjihad, adalah orang yang beruntung, dalam kondisi apa pun.

Sedangkan orang-orang kafir seperti tentara-tentara Zionis ‘Israel’ itu, dalam kondisi apa pun pasti merugi.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Jumat Kedua

اَلْحَمْدُ للّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًااَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌاَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Arsip lain terkait Khutbah Jumat bisa diklik di SINI. Artikel lain tentang keislaman bisa dibuka www.hidayatullah.com. Khutbah Jumat ini kerjasama dengan Rabithah Alawiyah Kota Malang

Share This Article
Leave a Comment