Pemain Persija Butuh Psikolog

OLAHRAGA96 Dilihat

InfoMalangRaya, Indonesia – Pemain Persija Jakarta disebut membutuhkan psikolog karena dianggap bermasalah dengan mentalitasnya. Hal itu disuarakan sendiri oleh pelatihnya, Thomas Doll, yang kecewa berat dengan penampilan anak asuhnya.

Alih-alih bersaing di zona Championship Series, Macan Kemayoran memang tampaknya harus mengubur impiannya tersebut. Faktanya, tak ada yang berubah dari penampilan mereka sejauh ini. Tim masih terpaku di urutan kesembilan dengan 29 poin dari 22 pertandingan.

Persija

Betul, Macan Kemayoran cuma berselisih 8 angka saja dari PSIS Semarang di posisi keempat. Namun hasil imbang lawan Persebaya Surabaya, di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Sabtu (9/12/2023) mempersulit posisi mereka. Ini menjadi hasil imbang kesebelas yang mereka jalani, alias setengah perjalanan tim sejauh ini cuma diraih dengan seri.

Tak cuma itu, ini juga jadi hasil imbang ketiga beruntun yang diraih Persija ketika dalam posisi unggul. Saat lawan Bhayangkara FC, mereka memang tertinggal lebih dahulu, tapi mampu bangkit dua gol sebelum disamakan lagi.

“Mungkin kita perlu psikolog olahraga untuk membangun mental agar lebih terbangun lagi karena harus ada yang berani membangun serangan berani membuat peluang. Saya kecewa karena kita berlari 90 menit hanya untuk satu poin,” ungkap Thomas Doll.

Pemain Persija Juga Seakan Takut dengan Tekanan Suporter Lawan

Para pemain Persija juga kata Thomas seakan takut dengan tekanan suporter lawan. Hal itu terlihat ketika lawan Persebaya. Mereka yang ditekan suporter tuan rumah tampak kesulitan mengembangkan permainan.

persija.id

“Tim ini campuran pemain muda dan senior. Tadi mental tidak bisa langsung berubah dengan begitu saja dan memang pemain takut karena suporter lawan. Padahal mereka memberikan atmosfer yang luar biasa dan sangat bagus, tidak agresif dukungannya. Harusnya para pemain Persija bisa menikmati pertandingan itu dan dukungan lawan itu karena kita pun punya pemain-pemain yang bagus tapi bola dari belakang ke depan sangat lamban,” tutup mantan pelatih Borussia Dortmund itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *