InfoMalangRaya.com—Turkiye baru-baru ini memperluas pengaruh boikotnya dengan mengoordinasikan pergerakan individu, lembaga, dan badan pemerintah. Perusahaan Kereta Api Negara Turkiye (TCDD) memulai gerakan boikot dengan menghentikan penjualan produk Starbucks di perusahaan angkutan umum tersebut. Langkah tersebut mendapat persetujuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Kemudian Turkish Airlines, Parlemen Turkiye, dan pemerintah kota setempat mengambil langkah untuk ikut memboikot tersebut. Keputusan tersebut, menurut General Manager TCCD, Ufuk Yalcin, disebabkan oleh dukungan merek tersebut terhadap genosida yang dilakukan oleh teroris Zionis terhadap warga Palestina di Gaza.
Enis Doko, Guru Besar Filsafat Universitas Ibn Haldun mengatakan, boikot adalah sesuatu yang lebih besar dari tekanan finansial. “Ini juga merupakan langkah demokrasi yang sangat sehat yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan milik pemerintah. Mereka adalah urusan rakyat dan harus mendengarkan kekhawatiran rakyat,” ujarnya dikutip TRTWorld.
“Fakta bahwa mereka mengambil tindakan cepat adalah kabar baik. Hal ini juga meningkatkan moral para pemboikot,” tambah Doko.
Profesor Doko juga menggambarkan koordinasi gerakan boikot memberikan sinyal yang jelas bahwa “keprihatinan rakyat Turki dimiliki dan diwakili oleh pemerintah Turki”.
Senada dengan gerakan ini, Profesor Sosiologi Mount Royal University, Muhannad Ayyash. Menurutnya, kombinasi individu dan institusi besar dalam gerakan boikot ini akan mengirimkan pesan kepada perusahaan lain bahwa keterlibatan dalam genosida akan menimbulkan dampak ekonomi.
Partai Kesejahteraan Kembali (YRP) Cabang Pemuda Distrik Izmit memboikot merek kopi Starbucks yang diketahui mendukung Israel. Anak-anak muda membagikan kopi lokal di depan cabang dan menyampaikan pesan kepada pelanggan di dalam dengan spanduk.
Profesor ekonomi di Universitas Birzeit, Samia Al Botmeh juga mengingatkan bahwa dampak boikot akan selalu lemah, simbolis, dan tidak konsisten, jika tekanan rakyat ini tidak diubah menjadi kebijakan pemerintah.
Menyusul protes tersebut, Cabang Pemuda Distrik YRP Izmit juga menargetkan merek kopi Starbucks, yang mendukung Israel. Para pemuda mendirikan stand di depan cabang Starbucks di pintu masuk Dolphin AVM dan menawarkan kopi lokal kepada warga. Kaum muda menghimbau warga untuk tidak meminum kopi merek Israel dan tidak memberikan keuntungan kepada pemodal penindasan ini.
Mengingat pelanggaran yang dilakukan ‘Israel’ tidak hanya di Gaza namun di wilayah pendudukan Palestina lainnya, para ahli ini memandang gerakan boikot sebagai sesuatu yang penting dalam melanjutkan perlawanan terhadap ‘Israel’ dan kebijakannya.*