Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang mengevaluasi cara penyajian menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diterapkan oleh salah satu satuan pelayanan gizi (SPPG) wilayah tersebut.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Malang Mahila Surya Dewi di Malang, Jawa Timur, Senin, mengatakan telah menerima informasi soal penyajian buah potong pada menu paket MBG yang diganti dengan jus.
“Kebetulan ada laporan terkait menu MBG, yakni buah potong. Ternyata buah potong tidak sesuai penyajiannya, ternyata di jus mungkin untuk variasi menu,” kata Mahila.
Mahila menjelaskan penyajian buah potong dalam bentuk jus dinilai tidak tepat karena harus segera dikonsumsi begitu selesai dibuat, karena untuk menghindari proses oksidasi.
Apabila dikonsumsi dalam kurun waktu yang lama dari masa pembuatan, maka gizi hingga rasa berpotensi bisa hilang.
Apalagi menurut dia pelajar untuk jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga kelas 3 SD masih rentan mengkonsumsi jus buah yang tidak langsung dikonsumsi setelah dibuat.
“Bahkan bisa menjadi asam. Apalagi anak-anak daya tahannya belum sekuat kakak-kakaknya yang kelas 5 SD sampai SMA itu,” ujarnya.
Meski sempat didistribusikan, namun minuman dari hasil olahan buah ini sudah diganti oleh pihak SPPG di hari selanjutnya setelah memperoleh informasi dari sekolah.
Mahila menyatakan dari kejadian ini pihak telah mewanti-wanti kepada setiap SPPG supaya menyajikan menu buah potong seusai ketentuan yang berlaku, sehingga ke depannya tidak terjadi lagi kesalahan.
“Kami langsung memberi arahan agar buah lebih baik disajikan dalam bentuk potongan, bukan jus. Alhamdulillah sekolah langsung menindaklanjuti dan besoknya sudah diganti,” kata dia.
Selain itu, dia memastikan Pemkab Malang terus mengawal pelaksanaan program MBG dengan melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) secara berkala.
Menurut dia, seluruh proses memasak, distribusi, dan penyajian harus sesuai dengan standar keamanan konsumsi sehingga memberikan manfaat nyata bagi seluruh pelajar di Kabupaten Malang.
“Ini untuk mendukung gizi anak-anak kita. Jadi kami harus memperhatikan betul, jangan sampai niat baik justru menimbulkan masalah. DKP bersama sekolah akan terus memastikan kualitas tetap terjaga,” ucap dia.