Kabupaten Malang- Fenomena politisi yang tiba tiba berpindah-pindah partai saat ini makin banyak disorot Tokoh publik. Ada beberapa nama yang kerap bergonta-ganti partai menjelang kontestasi Pemilu 2024.
Pengamat Politik Novi Purwanto, jebolan dari Universitas Brawijaya mengatakan fenomena itu terjadi lantaran partai politik tidak mempunyai ikatan ideologis. Saat ini, keberadaan parpol itu ‘seksi’. Sebab, jika ingin maju, tidak ada pilihan selain harus melalui parpol.
“Makannya Parpol harusnya menjalankan fungsi parpol. Setidaknya ada enam. Memastikan punya indikator diminati, mulai dari pendidikan politik, edukasi politik, seleksi dan betul-betul dukung calon yang memenuhi kualifikasi,” kata Novi Purwanto, Jum’at (24/3/2023).
Sejauh ini, kata dia, sebagian besar politisi hanya menganggap partai politik sebagai kendaraan untuk mencapai tujuannya saja. Apalagi selama ini, parpol tidak menjembatani kepentingan masyarakat dengan pemerintah.
“Tidak ada parpol menjembatani masyarakat dengan pemerintah, kantor partai politik selalu tutup untuk masyarakat,” jelasnya.
Alasan politisi berpindah-pindah yang paling rasional menurut Sam Nopek lantaran menganggap partai politik sebagai partai transaksional, kemudian pindah partai karena tidak setuju dengan keputusan partai.
“Ini banyak terjadi di banyak tempat, apalagi kuota terbatas,” jelasnya.
Sementara jika berbicara soal kader, menurut Nopek tidak semuanya kader di partai yang betul-betul punya ideologi yang sama dengan partai. Ini juga menjadi penyebab politisi sering berpindah-pindah partai.
“Kalau kita bicara kader, ada yang ideolog dan menjadikan alat kepentingan saja, sehingga setiap perhelatan Pemilu muncul ‘kutu loncat’,” jelas Panca.
Penelusuran Info Malang Raya , sejumlah nama seperti Sayed Abu Bakar Assegaf yang sebelumnya Demokrat, kini pindah ke Perindo, Intsiawati Ayus sebelumnya sempat gabung Nasdem namun pindah lagi ke Perindo.
Terakhir kami menjumpai tokoh muda dari kalangan Nahdiyin yang bermukim di wilayah Kabupaten Malang jebolan pondok pesantren Gontor sebut saja namanya Gus Rifqi. Pria asli kelahiran bumi Arema saat ini menjadi perbincangan publik di kalangan tokoh politik pasalnya Rifqi atau yang kerap disapa Kak Qii, Sosok Millenial Putera Daerah Kabupaten Malang ini sedang banyak diperbincangkan karena berpindah haluan Politik.
Nampaknya ia dulu adalah salah satu anggota di PDI Perjuangan, namun sekarang nampaknya bergeser ke Perindo.
Hal ini dibenarkan oleh Sekretaris DPW Partai Perindo, Muji Rejo. “Ya Betul, Gus Rifqi memang ada di Partai Perindo saat ini dan menjadi salah satu Wakil Ketua di Kepengurusan tingkat DPW” ujarnya saat diwawancarai melalui ponselnya pribadinya pada Senin,(21/3/2023)
Namun sampai saat ini masih belum diketahui apa alasan utama bahwasannya Rifqi pindah ke Partai Perindo ini. Selain Gus Rifqi tokoh ulama yang berlabuh ke Perindo adalah TGB Muhammad Zainul Majdi juga memiliki rekam jejak yang cukup panjang di dunia politik.
Mantan Gubernur NTB itu tercatat sudah empat kali pindah parpol. Awal karirnya dia bergabung dengan PBB, lalu pindah ke Demokrat sampai 2018. Lalu mundur dan berlabuh ke Golkar sebelum kini ke Perindo.
Penulis : Rudi Harianto