InfoMalangRaya.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengutuk keras penyerbuan ke kompleks Masjidil Aqsha oleh para pemukim ilegal zionis Israel dipimpin Menteri ekstremis Itamar Ben-Gvir. Penyerbuan itu, lanjut MUI, merupakan “deklarasi perang” dan penghinaan terhadap seluruh umat Islam.
“Mengutuk keras penyerbuan Komplek Masjid Al-Aqsa oleh Zionis Israel dan menilai penyerbuan itu merupakan “deklarasi perang”, provokasi yang disengaja, serta penghinaan bagi seluruh umat Muslim,” kata MUI dalam rilis resmi tertanggal 6 Agustus 2025 yang diterima InfoMalangRaya.com.
Menurut MUI, tindakan kriminal tersebut merupakan bagian dari upaya ‘Israel’ untuk memaksakan kendali penuh pada Masjidil Aqsa, yang sesuai Perjanjian 1967 secara ekslusif milik umat Islam.
“Ini merupakan upaya sistematis Zionis Israel untuk mengubah status hukum dan keagamaan Kompleks Masjid Al-Aqsa tersebut, yang secara hukum internasional milik umat Islam,” ujar MUI.
Organisasi independen yang membawahi para ulama dan cendekiawan Muslim itu mendesak komunitas internasional, terutama dunia Arab dan dunia Islam untuk segera mengambil langkah konkret dalam melindungi Palestina dan situs-situs sucinya.
MUI juga menyerukan umat Islam untuk melakukan aksi dan edukasi terkait masalah ini. Salah satunya dengan melalui khutbah pada Jumat 8 Agustus 2025 agar memfokuskan untuk membahas keutamaan Masjidil Aqsa sebagai tanah suci ketiga umat Muslim dan mewaspadai serangan penyerbuan kembali para pemukim ilegal Zionis pada 23 September hingga 14 Oktober 2025.
Menurut perkiraan MUI, ini menjadi salah satu fase paling berbahaya dalam sejarah agresi terhadap Masjidil Aqsha.
Pada 3 Agustus 2025, lebih dari 3.000 pemukim ilegal zionis bersama dengan Menteri Keamanan Nasional Penjajah ‘Israel’, Itamar Ben-Gvir, menyerbu kompleks Masjidil Aqsa, Palestina dan melakukan sejumlah tindakan provokasi. Mereka melakukan hal tersebut di bawah perlindungan tentara penjajah ‘Israel’.
Lebih dari 53.000 pemukim ‘Israel’ dilaporkan telah menyerbu kompleks kiblat pertama umat Islam itu sepanjang tahun 2024. Sedangkan pada tiga bulan pertama tahun 2025 saja, tidak kurang 13.000 pemukim telah menerobos ke area tersebut.*