InfoMalangRaya.com– Seorang penampil membentangkan bendera Palestina usai melakukan pertunjukan di atas panggung Royal Opera House, London, Inggris, hari Sabtu malam (19/7/2025).
Video insiden itu menunjukkan seorang penampil berkostum militer dengan topi tanduk Viking membentangkan bendera Palestina di bagian teratas panggung Royal Opera House saat penutupan Il Trovatore, opera empat babak oleh Giuseppe Verdi. Il Trovatore berakhir setelah digelar selama 11 malam di Royal Opera House di Covent Garden.
Seorang petugas tampak berusaha merebut bendera tersebut tetapi gagal. Sejumlah petugas lain yang berdiri di samping panggung terlihat meneriakkan pesan kepada penampil tersebut supaya menghentikan aksinya. Namun, penampil pria bertubuh gagah itu itu menolak untuk melepaskan bendera Palestina yang dibawanya dan mengabaikan suara-suara yang melarangnya.Identitas penampil tersebut masih belum jelas, lapor BBC Ahad (20/7/2025).
Penonton yang berbicara kepada BBC mengatakan terdengar suara “huu” saat pria itu melakukan aksinya. Namun, seorang penonton lain mengatakan bahwa para hadirin terdengar memberikan dukungan, meskipun tidak jelas untuk siapa: seluruh penampil yang baru selesai menggelar opera atau untuk mendukung aksi protes tersebut.
Magdalini Liousa, seorang penonton dari London yang merekam insiden itu, menggambarkan aksi penampil yang membawa bendera Palestina itu sebagai “berani”.
Namun bagi Christopher, warga Glossop, aksi protes justru merusak suasana dari akhir sebuah pertunjukan luar biasa.
Sementara itu seorang penampil lain, yang tidak ingin disebutkan identitasnya, mengatakan bahwa insiden perebutan bendera yang terekam kamera itu merupakan “bagian kedua”. Bagian pertama terlihat penonton, tetapi ketika itu belum banyak yang menyadari apa yang sedang terjadi.
Royal Ballet and Opera mengatakan aksi protes yang dilakukan oleh seorang penampil itu “sama sekali tidak pantas” dilakukan di masa penutupan pertunjukan.
“Penampakan bendera tersebut dilakukan secara spontan dan merupakan tidakan sepihak oleh artis bersangkutan,” kata Royal Ballet and Opera dalam sebuah pernyataan seperti dilansir BBC, seraya menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak sejalan dengan komitmennya untuk bersikap imparsial dalam hal politik.*