InfoMalangRaya.com – Penarikan satu divisi tentara penjajah “Israel” (IDF) dari memicu perpecahan di antara para para anggota parlemen. Kabar perpecahan tersebut muncul usai seorang menteri dari kelompok sayap kanan “Israel” mengkritik keputusan penarikan.
Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir mengatakan “rentetan roket” yang diluncurkan dari Gaza ke “Israel” pada Selasa pagi “sekali lagi membuktikan bahwa pendudukan Jalur (Gaza) diperlukan untuk merealisasikan tujuan pertempuran.”
Pasukan IDF mengatakan pada hari Senin bahwa divisi ke-36, yang terdiri dari kompi lapis baja, teknik, dan infanteri, menarik diri dari Jalur Gaza setelah 80 hari, dalam tanda yang paling signifikan dari pergeseran ke fase baru pertempuran yang telah dijanjikan oleh beberapa pejabat “Israel”.
Baca juga: Kurang Latihan, ‘Israel’ Tarik 1 Divisi Tentara dari Gaza
Semakin banyak pemimpin yang mengutuk meningkatnya jumlah korban jiwa di Gaza, di mana serangan militer “Israel” yang mematikan sejak 7 Oktober lalu telah menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut dan menyebabkan lebih dari 2,2 juta orang menghadapi kelaparan, penyakit mematikan, dan pengungsian paksa.
Serangan “Israel” di Gaza telah menewaskan sedikitnya 24.100 warga Palestina dan melukai 60.834 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas. CNN tidak dapat secara independen mengkonfirmasi angka-angka tersebut karena sulitnya melaporkan dari zona perang.
Sementara, Menteri Pertahanan “Israel” Yoav Gallant mengatakan pada hari Senin bahwa “tahap manuver intensif” dari serangan militer di Gaza utara dan selatan akan “segera berakhir.”
Militer “Israel” berupaya untuk “menghilangkan kantong-kantong perlawanan” di Gaza utara, kata Gallant, mengklaim: “Kami akan mencapai hal ini melalui serangan, serangan udara, operasi khusus, dan kegiatan tambahan.”
Setelah serangan 7 Oktober, Gallant mengatakan bahwa rencana awal mereka adalah untuk “tahap manuver intensif” kampanye militer Israel di Gaza yang akan berlangsung sekitar tiga bulan. Namun, ia memperingatkan bahwa pihaknya menyesuaikan operasinya “sesuai dengan kenyataan di lapangan” dan “intelijen kami.”
Seorang juru bicara IDF mengatakan kepada CNN bahwa divisi ke-36 menarik diri dari Gaza “untuk periode penyegaran dan pelatihan,” dan menambahkan bahwa pergerakan divisi di masa depan masih belum diputuskan.
“Pada akhir periode, dan menurut penilaian situasi, akan diputuskan kelanjutan kegiatan operasional pasukan divisi ini sesuai dengan kebutuhan operasional,” tambah juru bicara tersebut.
Penarikan itu berarti sekarang ada tiga divisi tempur IDF yang tersisa di Gaza, di samping pasukan khusus, menurut juru bicara tersebut.*
Baca juga: Menyaksikan Detik-Detik Kehancuran Zionis-Yahudi