Banyuwangi (IMR) – Pencarian hari kedua korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya berakhir nihil, Jumat (4/7) sore. Kanar tak sedap tersebut diakibatkan sulitnya medan, disisi lain cuaca ekstrim di Selat Bali membuat jarak pandang petugas SAR menjadi minim.
Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno mengatakan, pada pencarian hari kedua seluruh Search Rescue Unit (SRU) darat, laut, udara dari unsur SAR, TNI-Polri bergerak melakukan penyisiran. Penyisiran dilakukan dari sisi utara hingga ke selatan.
“Namun kami belum menemukan tanda-tanda adanya para korban kapal tenggelam,” kata Eko dalam konferensi pers, Jumat (4/7) malam.
Eko menyebut, dalam proses pencarian di hari kedua, cuaca menjadi salah satu kendala. Selama pencarian berlangsung gelombang selat Bali yang biasanya hanya kisaran 0,5 – 1,2 meter. Namun kali ini naik terdapat peningkatan kisaran 2 – 2,5 meter.
Selain itu, saat proses pencarian hari ke dua cuaca terjadi mendung dan hujan, hal itu mempengaruhi jarak pandang tim dalam melakukan pencarian.
“Jarak pandang yang semula 10 kilometer berkurang hingga 3 kilometer,” terangnya.
Adapun armada yang dikerahkan di antaranya 2 kapal TNI AL, 2 KN Basaranas serta KMP dari operator. Dari sisi udara dikerahkan helikopter dari Bali Air, CN235 Baharkam Polri dan Helirescue Basarnas 3606.
Untuk mempercepat proses pencarian, Basarnas bakal mendatangkan 2 alat Underwater Searching Device. Satu dari Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) dan satunya dari TNI AL. Alat tersebut digunakan untuk memperluas area pencarian hingga ke bawah air.
“Alat tersebut besok masih akan didatangkan,” terangnya
Sesuai data manifest total kapal tersebut mengangkut 53 penumpang dan 12 kru. Artinya, terdapat 65 orang di dalam kapal tersebut. Sementara jumlah kendaraan sebanyak 22 unit.
Total penumpang selamat 30 orang, 6 orang meninggal dunia dan 29 orang masih terus dalam pencarian. [tar/ian]