Pendeta Gilbert Lumoindong Temui MUI dan Jusuf Kalla setelah ‘Ejek’ Zakat dan Shalat

admin 21 Views
4 Min Read

InfoMalangRaya.com— Ketua Departemen Pekabaran Injil Badan Pengurus Pusat Sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI) Pendeta Gilbert Lumoindong mengunjungi Majelis Ulama Indonesia (MUI) guna mengklarifikasi video yang viral video ceramahnya yang diduga menyindir zakat dan shalat. Gilbert menyampaikan permohonan maaf kepada para pimpinan MUI dan seluruh umat Islam.
“Dengan segala kerendahan hati, saya Gilbert Lumoindong memohon maaf untuk segala yang terjadi dan kalau ada salah ucap, salah pengertian, salah diksi dan segala macam, salah dalam pembicaraan saya, percakapan saya dalam ceramah saya kepada umat muslim maupun umat lain juga yang merasa terganggu dengan ceramah itu,” kata Gilbert dalam video yang diunggah di YouTube MUI TV, Selasa (16/4/2024).

“Kepada yang merasa tersinggung, kecewa, dan marah, izinkan saya datang dengan segala kerendahan hati menyampaikan maaf saya. Dan kebetulan juga saya ada di gedung yang indah ini, yaitu Majelis Ulama Indonesia, bersama para pimpinan-pimpinan, yang baru saja juga kita merayakan Idul Fitri buat umat muslim dan Paskah untuk umat kristiani, “ ujar dia.
“Dalam momen ini, minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin. Dan biarlah ke depannya lebih baik dan saya berjanji untuk tidak mendatangkan hal-hal yang menimbulkan polemik di kemudian hari,” imbuh Gilbert.
Sementara Ketua MUI Komisi Dakwah KH Cholil Nafis, Ph D mengatakan, kehadiran Pendeta Gilbert atas inisiatif sendiri.
“Pendeta Gilbert, yang hadir atas inisiatifnya sendiri, karena menyadari MUI adalah Rumah Besar umat Islam, bercerita soal kronologi dan isi lengkap khutbahnya. Ia menyatakan tak ada niatan untuk menghina ajaran Islam apalagi untuk menciptakan perpecahan. Pendeta Gilbert datang ke MUI untuk meminta maaf kepada umat Islam dan umat beragama atas tindakannya yang kurang berkenan dan menyinggung perasaan umat Islam dan umat beragama,” ujar Kiai Cholil Nafis.
Pengurus MUI mengambil kesimpulan bahwa kegaduhan juga semakin meruncing akibat adanya khutbah yang dipenggal-penggal dalam edit-edit, sehingga makna penyampaian, dapat berpotensi terjadinya kesalahpahaman di masyarakat.
“Kami sebagai umat beragama tentu menerima permohonan maafnya. Kami semua memaafkan seraya kami meminta agar kejadian ini menjadi pelajaran baginya dan bagi kita semua,” ujar Cholil Nafis.
Menurutnya, bagaimanapun, saat khutbah atau ceramah tak perlu membandingkan keyakinan dan ritual agama lain apalagi merendahkan demi menjaga terjadinya kesalahpahaman.
“Ke depan mari kita rajut keutuhan, persaudaraan dan persatuan antar umat beragama serta saling menghormati keyakinan masing-masing kita demi menjaga kerukunan,” ujarnya.
Sebelum berkunjung ke kantor MUI, eks Ketua Gospel Overseas pimpinan John Hartman tahun 1993 sampai 1997 ini sempat mendatangi Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) di rumahnya di Brawijaya, Jakarta Selatan hari Senin (15/4/2024).
Pendeta Gilbert Lumoindong menemui Ketua DMI M Jusuf Kalla
Gilbert mendatangi Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu untuk meminta maaf terkait video ceramahnya soal zakat dan shalat yang viral.

Dakwah Media BCA – Green

Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/

Pada kesempatan itu, Pendeta Gilbert meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas pernyataan yang menyebabkan kegaduhan sebelumnya. Dia pun menegaskan dirinya tidak bermaksud menghina atau mengolok-olok umat Islam.

Cukup dengan TIDAK TERMASUK umat sejenis gereja Pendeta Gilbert Lumoindong… SUDAH BAHWA (umat)Pendeta Gilbert Lumoindong tidak benar. 🥱pic.twitter.com/g9AkRIgA5L— ruby★march (@ru8ymarch) April 14, 2024

Sebelumnya, viral potongan video ceramah Pendeta Gilbert yang menyinggung soal zakat dan shalat. Dalam ceramahnya, Gilbert membandingkan zakat umat Islam yang 2,5 persen sedangkan Kristen 10 persen. Selain itu, Pendeta Gilbert juga menyinggung soal gerakan shalat.*

Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Exit mobile version