Infomalangraya.com –
Para peneliti dari Universitas Linköping di Swedia mengembangkan ‘tanah bioelektronik’ yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman di lahan pertanian, atau pertanian yang menanam tanaman tanpa tanah di lingkungan yang sebagian besar terdiri dari air dan tempat akar menempel. Setelah mengintegrasikan ‘eSoil’ yang direkayasa ke dalam kerangka tempat bibit tumbuh, para peneliti menemukan bahwa mengirimkan sinyal listrik melalui tanah rata-rata membuat tanaman tumbuh 50 persen lebih banyak.
eSoil terdiri dari zat organik yang dicampur dengan , yang dapat ditemukan pada bahan-bahan seperti . Eleni Stavrinidou, pengawas penelitian, mengatakan kepada Engadget bahwa konduktivitas tanah diperlukan untuk merangsang akar tanaman.. Dalam studi khusus ini, para peneliti menguji efek pengiriman sinyal ke bibit jelai selama 15 hari sebelum dipanen untuk dianalisis. Menerapkan tegangan sekecil 0,5V pada eSoil akan menstimulasi akar secara elektrik, jelas Stavrinidou. Hal ini, pada gilirannya, menghasilkan peningkatan biomassa tanaman yang distimulasi secara listrik dibandingkan dengan tanaman yang tidak distimulasi.
Efek stimulasi pada bibit jelai digambarkan seperti yang dikatakan Stavrinidou kepada Engadget bahwa nitrogen, salah satu nutrisi utama yang terlibat dalam pertumbuhan tanaman, diproses lebih efisien melalui stimulasi. "Kami menemukan bahwa tanaman yang distimulasi dapat memproses nutrisi dengan lebih efisien namun kami tidak memahami bagaimana stimulasi mempengaruhi proses ini,” jelas Stavrindou, seraya menambahkan bahwa alasan di balik proses pertumbuhan akan menjadi fokus penelitian di masa depan.
Meskipun teknik hidroponik terutama digunakan untuk menanam sayur-sayuran, sayuran berdaun hijau dan lain-lain, eSoil dapat menawarkan solusi untuk menciptakan cara-cara baru untuk meningkatkan hasil panen dalam lingkungan komersial dan terutama di tempat-tempat di mana kondisi lingkungan berdampak pada pertumbuhan tanaman. Studi ini menyoroti bahwa teknik ini dapat meminimalkan penggunaan pupuk dalam pertanian.
Peluang inovasi teknologi dalam pertanian sangat besar mengingat jumlah pertanian di AS terus menurun sejak tahun 1982, menurut American Journal of Agriculture. Tahun lalu, jumlah lahan pertanian di AS mencapai 2 juta, turun dari 2,2 juta di tahun 2007. Bukan hanya lahan pertanian yang mengalami penurunan, namun AS juga kehilangan berhektar-hektar lahan karena berbagai alasan, mulai dari memburuknya prospek ekonomi, sehingga membuat bertani di lingkungan yang terkendali.
Namun selain meningkatkan hasil panen, penerapan eSoil pada pertanian hidroponik juga dapat menjadikannya lebih sadar energi. Meskipun pertanian hidroponik tradisional menggunakan lebih sedikit air, namun tetap berjalan. “eSoil hanya mengkonsumsi sedikit daya pada kisaran mikrowatt,” kata Stavrinidou. Sebelum teknologi ini dapat diterapkan pada jenis tanaman lainnya, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengamati bagaimana stimulasi listrik dapat berdampak pada keseluruhan siklus pertumbuhan tanaman sepanjang umurnya dan tidak hanya pada tahap awal pematangan bibit. Stavrinidou juga mengatakan bahwa timnya berencana mempelajari bagaimana teknik ini mempengaruhi pertumbuhan spesies tanaman lain.
Artikel ini pertama kali muncul di Engadget di https://www.engadget.com/swedish-researchers-develop-electronic-soil-that-speeds-up-plant-growth-205630538.html?src=rss