Kolaborasi dan Pengayaan Pengetahuan Mahasiswa Agroteknologi Unika Weetabula
Program Studi Agroteknologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Katolik Weetebula (Unika Weetabula) terus melakukan berbagai kolaborasi dengan lembaga mitra untuk memperkaya pengetahuan mahasiswa. Upaya ini menjadi bagian dari strategi kampus dalam mewujudkan peran para pihak dalam mendukung tercapainya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang unggul.
Baru-baru ini, mahasiswa Agroteknologi Unika Weetabula melaksanakan field trip ke Taman Alat Pos Layanan Meteorologi Tambolaka. Kunjungan lapangan tersebut berlangsung pada Selasa, 25 November 2025 lalu. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan wawasan lebih luas tentang ilmu meteorologi dan penggunaannya dalam pertanian.
Penanggung jawab kegiatan, Mariana Silvana Moy, SP., M.Si menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan upaya kampus untuk menjawab tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) melalui kolaborasi antar pihak. Tujuannya adalah meningkatkan mutu pendidikan serta kualitas lulusan perguruan tinggi.
Selain itu, kolaborasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas profil lulusan sarjana Agroteknologi. Dengan demikian, lulusan akan menjadi aktor cendekiawan yang mumpuni dan mampu membantu petani maupun masyarakat luas dalam bidang ilmu Agrometeorologi.
Agrometeorologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara faktor meteorologi dan hidrologi dengan pertanian secara luas, termasuk hortikultura, peternakan, dan kehutanan. Tujuan dari ilmu ini adalah untuk memahami dan memanfaatkan pengaruh cuaca dan iklim terhadap kegiatan pertanian guna meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani.
Karenanya, ilmu terapan ini sangat penting untuk dipelajari dan dipahami dalam mendukung implementasi ilmu pertanian di lapangan. Dosen pengampu mata kuliah Agroekoklimatologi, Yane Moy, menjelaskan bahwa penggunaan data dari alat-alat pengukur cuaca dan iklim untuk budidaya pertanian kini menjadi suatu keharusan, terlebih lagi pada era pertanian presisi yang semakin giat digalakkan oleh pelaku pertanian.
“Dalam kegiatan field trip ke Pos Meteorologi, para mahasiswa mempelajari jenis alat ukur cuaca, proses pengambilan data dari tiap alat, serta data yang digunakan dalam mendukung pertanian,” jelas Yane Moy melalui rilis, Sabtu (29/11/2025).
Kegiatan tersebut diikuti oleh 24 mahasiswa semester 3 yang didampingi oleh seorang dosen pengampu. Kaprogdi Agroteknologi FST Unika Weetabula, Dr. Yohanes Engge, menekankan bahwa elaborasi teori di kelas dengan implementasinya di lapangan dapat memperkuat pengetahuan sekaligus mendukung pengembangan diri mahasiswa secara akademik.
Dukungan Mitra dan Tanggapan Mahasiswa
Kepala BMKG Sumba, Carles A. Tari, S.TP., menyambut baik kegiatan sharing knowledge bersama Unika Weetabula Sumba. Dia mengatakan bahwa Kantor BMKG sebagai institusi negara yang berwenang dalam mengamati, mengukur, dan mendesiminasikan informasi terkait cuaca dan iklim juga mendukung kerjasama multisektor.
“Upaya kolaborasi dalam pengkayaan pengetahuan ini menjadi salah satu langkah strategis dalam mewujudkan peranan para pihak dalam mendukung tercapainya kualitas SDM yang unggul,” ujar Carles.
Anjelita, salah satu mahasiswa peserta field trip, mengaku terkesan dengan kegiatan tersebut. “Field trip ke BMKG Tambolaka memberikan pengalaman yang sangat berkesan, karena saya bisa melihat secara langsung berbagai macam alat meteorologi seperti pengukur suhu, penakar hujan, pengukur kecepatan angin, serta alat pencatat intensitas cahaya matahari, sekaligus memantau data kondisi cuaca Tambolaka dan melihat pergerakan angin,” ujarnya.
Dia menambahkan bahwa informasi Gunung Semeru yang meletus beberapa hari lalu, bahkan kejadian hujan di seluruh dunia bisa dilihat melalui layar pemantau. “Kegiatan ini membuka wawasan saya tentang betapa pentingnya informasi cuaca bagi pertanian, karena data suhu, curah hujan, cahaya matahari, dan angin sangat membantu petani dalam menentukan waktu tanam, memilih jenis tanaman yang tepat, mengatur kebutuhan air, dan mengantisipasi risiko iklim sehingga pertanian dapat berjalan lebih efektif, produktif, dan berkelanjutan,” tambah Anjelita.
Rizky, mahasiswa lainnya, juga memberikan apresiasi serupa. “Field trip ke BMKG sangat luar biasa. Dengan alat pengukur cuaca, data yang dihasilkan sangat valid dan tepat. Ini pengalaman belajar yang sangat menyenangkan,” pungkas dia.







