Pengguna Kokain di Kalangan Pekerja Prancis Meningkat

InfoMalangRaya.com– Jumlah pengguna kokain di kalangan pekerja di Prancis meningkat hampir dua kali lipat menjadi 1,1 juta, menurut laporan pemerintah yang dirilis hari Rabu (15/1/2025).

Lonjakan konsumsi tersebut mendorong Prancis ke posisi ketujuh terbanyak di antara negara-negara Eropa dalam penggunaan kokain, menurut lembaga pemantau tren kecanduan narkoba French Observatory of Drugs and Addictive Trends (OFDT).

“Evolusi kondisi kerja” menyebabkan orang menggunakan kokain di tempat kerja, kata wakil direktur OFDT Ivana Obradovic, mengutip tren di kalangan pekerja restoran yang berusaha mengatasi jadwal padat dan para nelayan yang menghadapi kondisi pekerjaan yang sulit.

Sementara harga satu gram kokain relatif stabil – naik dari 60 euro menjadi 66 euro antara tahun 2011 dan 2023 – kemurnian kokain meningkat drastis.

Hasil tes kokain belakangan ini tingkat kemurniannya mencapai 73 persen, bandingkan dengan 46 persen pada 2011, lansir AFP.

Otoritas Prancis menyita 23,5 ton kokain pada 2023, naik dari 4,1 ton pada 2010, yang juga mencerminkan peningkatan produksi global kokain.Kolombia, Bolivia dan Peru memproduksi 2,700 ton kokain pada 2022, bandingkan dengan 1.134 ton yang tercatat pada 2010.

Laporan tersebut menunjukkan ganja masih menjadi jenis narkoba ilegal yang dikonsumsi masyarakat Prancis, dengan jumlah pengguna mencapai 5 juta pada 2023. Dari angka itu, sebanyak 1,4 juta merupakan pengguna reguler dan 900.000 menggunakannya setipa hari.

Pengguna MDMA (Metilendioksimetamfetamina) dan pil ekstasi naik dari 400.000 menjadi 750.000 antara tahun 2019 dan 2023, sementara orang yang coba-coba menggunakan heroin naik dari 350.000 menjadi 850.000.

“Orang dewasa muda menunjukkan peningkatan tertinggi di kalangan pengguna coba-coba dan pengguna tahunan,” kata Obradovic.

Perdagangan narkoba ilegal di Prancis meraup 3,5 sampai 6 miliar euro setahun. Hasil studi OFDT terbaru mengkalkulasi biaya sosial akibat penggunaan narkoba yang mencapai 7,7 miliar euro – termasuk dampak dalam bentuk kehilangan nyawa, berkurangnya kualitas hidup dan finansial masyarakat.

“Penggunaan heroin tidak lagi hanya mengenai kalangan yang paling rentan, tetapi juga sudah merambah ke kalangan masyarakat yang terintegrasi secara sosial, yang mengkonsumsinya bersama-sama dengan cara menyeruput lewat hidung,” papar Obradovic.

Laporan itu menggarisbawahi perubahan perilaku yang berkontribusi pada penyebaran penggunaan kokain, di mana pada masa sekarang orang tidak memandangnya sebagai benda haram berbahaya, berbeda dengan orang di masa lampau.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *