InfoMalangRaya.com– Seorang pria Suriah tersangka penikaman di sebuah taman di kota Annecy, Prancis, yang melukai empat anak-anak dan dua pensiunan, hari Sabtu (10/6/2023), di bawa ke hadapan hakim. Saat beraksi, pelaku berteriak, “Dalam nama Yesus Kristus!”
Gambar-gambar yang ditayangkan kanal televisi BFM menunjukkan tersangka dibawa dengan tandu oleh polisi ke sebuah mobil hitam yang menunggu di belakang kantor polisi.
Reuters mempublikasikan gambar-gambar yang menampakkan sebuah mobil hitam dan beberapa mobil polisi meninggal kantor kepolisian.
RFI melaporkan tersangka penikaman hari Kamis (8/6/2023) itu bernama Abdulmasih Hanoun, warga negara Suriah berusia 31 tahun yang diberikan suaka di Swedia 10 tahun lalu. Dia ditangkap di tempat kejadian. Dia ditahan dan menjalani pemeriksaan kejiwaan.
Seorang juru bicara kepolisian mengatakan penyerang adalah pencari suaka Suriah berusia 31 tahun yang membawa dokumen identitas Swedia dan surat izin mengemudi Swedia. Dia dilaporkan memasuki Prancis secara legal dan tidak dikenal oleh badan-badan keamanan Prancis atau tidak memiliki catatan di kepolisian.
Seorang wanita yang diidentifikasi sebagai mantan istrinya mengatakan kepada BFM TV bahwa mantan pasangannya itu adalah pemeluk Kristen. “Dia tidak menelepon saya selama empat bulan. [Hubungan kami] berhenti karena kami tinggal di Swedia dan dia tidak ingin tinggal di Swedia lagi,” katanya, menambahkan bahwa sebelumnya dia tidak menunjukkan kekerasan.
Jaksa wilayah Annecy, Line Bonnet-Mathis, yang memimpin penyelidikan atas insiden penikaman tersebut mengatakan sejauh ini tidak ada indikasi motif terorisme. Namun seorang saksi yang merekam adegan itu, mendengar dia meneriakkan kata-kata “Dalam nama Yesus Kristus” terdengar saat tersangka mengangkat pisaunya, kutip churchtimes.co.uk.
Aksi penikaman membabi-buta itu berhasil dihentikan oleh seorang pemuda berusia 24 tahun bernama Henry. Dia menggunakan tas ranselnya untuk menghadapi pelaku secara langsung dan mematahkan serangan-serangannya. Warganet mengapresiasi keberanian pemuda peziarah Katolik itu dan menjulukinya sebagai “pahlawan beransel”.
Anak-anak yang terluka berusia antara 22 bulan dan 3 tahun, salah satunya adalah warga negara Inggris, menurut Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly.
Dua anak masih dalam kondisi kritis tetapi stabil di rumah sakit sehari setelah serangan itu, kata Perdana Menteri Elisabeth Borne.
Dua lainnya – dan dua pensiunan yang juga terkena sabetan pisau pelaku – mengalami luka yang tidak terlalu serius, kata aparat berwenang.
Di antara korban anak dalam serangan itu, satu merupakan warga negara Inggris dan satu berkebangsaan Belanda, lapor RFI.*
Leave a Comment
Leave a Comment