Pendapat Pegiat Lingkungan terhadap Rencana Wisata Air dan Kuliner di Kalimalang
Pegiat lingkungan, Sony Teguh Trilaksono, memberikan tanggapan mengenai rencana pemerintah kota untuk membangun wisata air dan kuliner di aliran Kalimalang. Menurutnya, Kalimalang merupakan sebuah kali buatan yang berfungsi sebagai sumber air untuk kebutuhan masyarakat Jakarta. Oleh karena itu, pemerintah kota seharusnya lebih fokus pada perlindungan dan perawatan aliran ini agar kualitas air tetap terjaga.
“Kalimalang harus diperhatikan benar-benar jika ingin dijadikan wisata,” ujar Sony saat dikonfirmasi. Ia menekankan bahwa pengembangan wisata di wilayah tersebut bisa menyebabkan peningkatan kepadatan dan kemacetan, serta berpotensi menimbulkan polusi dan tumpukan sampah.
Menurut Sony, wisata air dan kuliner justru akan menambah beban lingkungan di sekitar Kalimalang. “Walaupun tidak ada asap, orang yang datang ke lokasi bisa mencapai ribuan, sehingga berdampak pada polusi. Bisa dibayangkan jika terjadi pencemaran, bagaimana dampaknya,” tambahnya.
Ia menyarankan Pemkot Bekasi untuk lebih fokus pada pembersihan Kali Bekasi agar dapat menjadi lokasi wisata air yang layak. Selain itu, Sony juga menyarankan agar bantaran Kalimalang dimanfaatkan sebagai tempat olahraga, seperti taman untuk lari. Namun, ia menilai bahwa wisata yang mengumpulkan banyak orang memerlukan perencanaan yang matang.
Proyek Wisata Air dan Kuliner di Kalimalang
Sebelumnya, diketahui bahwa aliran Kalimalang di wilayah Kota Bekasi akan diubah menjadi destinasi wisata air dan kuliner. Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menjelaskan bahwa proyek ini akan dilakukan oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Mitra Patriot. Nantinya, akan disediakan kapal yang digunakan sebagai bagian dari wisata air dan kuliner.
“Kami akan menyediakan lighting dan kapal, serta kuliner di lokasi tersebut,” ujar Tri saat peletakan batu pertama proyek tersebut. Ia juga menargetkan proyek ini rampung pada Januari 2026 mendatang.
Selain itu, dalam pengerjaan proyek ini, total 13 jembatan di sepanjang aliran Kalimalang akan dibongkar dan diganti dengan lima jembatan berdesain U atau melengkung. Dana pembangunan berasal dari CSR PT Mitsu sebesar Rp 36 miliar, sedangkan Pemkot Bekasi menyiapkan dana sebesar Rp 30 miliar untuk pembangunan pedestriannya.
Dukungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat
Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat, menyatakan bahwa Pemprov Jawa Barat akan selalu berkolaborasi dengan Pemkot dan Pemkab dalam pembiayaan proyek ini. Ia menekankan bahwa kolaborasi ini akan dilakukan baik melalui belanja langsung maupun bantuan keuangan.
“Saya akan melakukan upaya untuk mewujudkan pembiayaan, baik secara langsung maupun melalui bantuan keuangan. Kami memiliki target selama lima tahun memimpin, baik sebagai gubernur maupun wali kota, nanti bisa dilihat jejak peradaban yang ditinggalkannya,” ujar Dedi.
Penjelasan Direktur PT Mitra Patriot
David Hendradjid Rahardja, Direktur Utama PT Mitra Patriot, menjelaskan bahwa wisata air dan kuliner akan dibangun mulai dari depan Metropolitan Mall hingga Grand Kota Bintang. Desain jembatan yang melengkung dipilih agar kapal dapat melewati aliran Kalimalang.
“Jembatan kami akan dibuat melengkung agar kapal bisa lewat, dan di sisi kanan-kirinya akan ada kuliner serta wisata kuliner,” jelas David. Ia menambahkan bahwa pengembangan wisata ini akan dilakukan secara bertahap.