InfoMalangRaya.com— Dinas Penjara ‘Israel’ mengatakan telah menyelesaikan pembebasan 90 tahanan Palestina, bagian dari kesepakatan gencatan senjata Gaza yang berlaku sehari sebelumnya.
Semua tahanan “dibebaskan dari penjara Ofer dan pusat penahanan Yerusalem”, kata layanan itu dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan sesaat sebelum pukul 1:30 pagi.
Sebuah bus yang membawa tahanan Palestina yang dibebaskan berangkat dari penjara militer ‘Israel’, Ofer, dekat Ramallah, di Tepi Barat yang diduduki ‘Israel’ pada Senin pagi.
Semua yang dibebaskan adalah wanita atau anak di bawah umur, menurut daftar yang diberikan oleh Komisi Urusan Tahanan Otoritas Palestina.
Kegagalan ‘Israel’ untuk mencapai tujuan militernya memaksanya untuk mencari konsesi di meja perundingan, kata Mohammad Nazzal, anggota senior biro politik Hamas.
“Israel” bertujuan menyelamatkan sandera, membubarkan perlawanan — khususnya Hamas — dan menduduki Gaza sepenuhnya. Tak satu pun dari tujuan ini tercapai,” kata Nazzal dalam wawancara eksklusif dengan Anadolu Agency.
“Mereka tidak dapat membebaskan tawanan melalui operasi militer dan harus melakukan negosiasi. Pada titik ini, sandera hanya dapat dibebaskan melalui perjanjian gencatan senjata,” katanya.
Pembebasan tahanan Palestina ini dilakukan untuk memulangkan tiga sandera ‘Israel’ pada hari Ahad.
With a big smile and a very neat shape, good health along with a souvenir and a certificate from the resistance. ,The three Israeli female hostages have returned to their families. pic.twitter.com/nEyfpEN24h— FPalestine@7Oct. (@FPalestine45996) January 19, 2025
Tiga sandera wanita ‘Israel’ yang dibebaskan kemarin di Gaza telah dipertemukan kembali dengan keluarga mereka sementara sorak-sorai, nyanyian dan bunyi klakson mobil mengiringi dua bus yang membawa tahanan Palestina yang dibebaskan dari penjara ‘Israel’ hari ini, memeriahkan suasana di kota Beitunia, Tepi Barat yang diduduki.
Menurut kesepakatan tersebut, gencatan senjata tiga tahap dimulai dengan fase awal enam minggu di mana sandera yang ditahan oleh Hamas akan ditukar dengan tahanan yang ditahan oleh ‘Israel’.
اللحظات الأولى للإفراج عن الأسيرات ضمن صفقة التبادل بين المقاومة والاحتلال pic.twitter.com/wdlywrZJK4— شبكة قدس الإخبارية (@qudsn) January 20, 2025
Sebanyak 33 dari 98 sandera ‘Israel’ yang tersisa, termasuk wanita, anak-anak dan pria berusia di atas 50 tahun, dijadwalkan akan dibebaskan pada tahap pertama ini.
Tahap pertama gencatan senjata dalam konflik 15 bulan antara ‘Israel’ dan Hamas mulai berlaku setelah penundaan tiga jam.
Tahanan yang dibebaskan termasuk aktyivis feminisme, Khalida Jarrar. Khalida adalah politisi dan pemimpin Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) di Tepi Barat yang diduduki ‘Israel’.
Khalida sebelumnya dipenjara oleh otoritas ‘Israel’ beberapa kali atas tuduhan termasuk pengkhianatan terkait pernyataan publiknya tentang pendudukan ‘Israel’.
Menurut jurnalis kantor berita Al Jazeera, Nida Ibrahim, warga Palestina yang dibebaskan itu juga merupakan sebagian dari mereka yang dipenjara karena melemparkan batu ke arah tentara penjajah ‘Israel’.
“Daftar tahanan, ratusan nama di antaranya telah dibebaskan, sebagian besar menjalani penahanan administratif, yang merupakan taktik yang digunakan oleh kebijakan ‘Israel’ untuk menahan orang di penjara tanpa batas waktu tanpa dakwaan.
“Penahanan administratif ini terus diperbarui berkali-kali,” kata Nida.
Saat ini ada lebih dari 10.000 warga Palestina dari Tepi Barat di penjara-penjara ‘Israel’, menurut Komisi Palestina untuk Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan dan Asosiasi Tahanan Palestina.
Sementara itu, jumlah warga Palestina dari Jalur Gaza yang dipenjara oleh ‘Israel’ masih belum diketahui.*