Pentingnya Psikologi Dakwah untuk Para Dai

Dr. Zakiah Daradjat dengan tegas menyatakan bahwa pemahaman psikologi dakwah sangat penting bagi para da’i
InfoMalangRaya.com | Dr. ZAKIAH Daradjat (1929-2013), seorang tokoh muslimah penting Indonesia dalam bidang psikologi Islam  menekankan betapa pentingnya memahami psikologi dalam konteks dakwah.
Dalam majalah Suara Masjid No. 93 (Juni, 1982: 62-67), Dr. Zakiah menulis artikel menarik berjudul “Psikologi Dakwah”.  Dalam catatan beliau belum ada cabang khusus dari ilmu jiwa yang secara spesifik disebut “Psikologi Dakwah”.
Hanya saja, pertimbangan-pertimbangan psikologis dapat sangat membantu para da’i dalam menyampaikan pesan mereka. Dari sinilah, akan terasa sangat pentingnya dari mengerti psikologi untuk kepentingan dakwahnya.
Dalam pandangan beliau, pemahaman mendalam tentang kondisi kejiwaan sasaran dakwah, teknik menarik perhatian, serta penguasaan materi adalah kunci keberhasilan dakwah.
Memahami Sasaran Dakwah
Menurut Dr. Zakiah Daradjat, setiap da’i harus mengetahui dengan pasti siapa yang menjadi sasaran dakwahnya. Sasaran dakwah bisa sangat beragam, mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga orang lanjut usia.
Setiap kelompok umur memiliki ciri kejiwaan dan kebutuhan yang berbeda-beda. Misalnya, anak-anak usia 7-12 tahun belum mampu berpikir logis dan lebih banyak berfantasi serta bermain, sehingga pendekatan dakwah kepada mereka harus berbeda dibandingkan dengan orang dewasa.
Remaja, yang berada dalam tahap perkembangan jasmani dan kejiwaan yang cepat, memerlukan pendekatan yang memberikan bimbingan dan dukungan untuk menghadapi perubahan-perubahan tersebut.
Demikian pula, orang dewasa muda memiliki tantangan dan kebutuhan yang berbeda dibandingkan dengan orang tua. Oleh karena itu, para da’i harus mampu menyesuaikan pesan dan metode dakwah mereka sesuai dengan tahap perkembangan jiwa sasaran.
Oleh karena itu, beliau menandaskan, “Setiap tahap umur, mempunyai ciri, sifat, keperluan jiwa masing-masing, oleh sebab itu tidak dapat dihadapi dengan satu cara saja. Maka para da’i hendaknya secara sederhana dapat memahami perkembangan jiwa serta keperluan tiap- tiap tahap umur manusia itu, pengetahuan sederhana tentang ilmu jiwa perkembangan juga sangat diperlukan.”
Pertimbangan untuk Dai
Bagi Dr. Zakiah Daradjat, penceramah harus memiliki penampilan dan gaya yang meyakinkan serta menyenangkan. Di samping itu, penting bagi penceramah untuk menguasai materi yang akan disampaikan, tampil percaya diri, dan mengucapkan kata-kata dengan tepat dan jelas.
Keikhlasan dalam menjalankan tugas dakwah juga sangat diperlukan. Tuturnya, “Seharusnya penceramah menguasai bahan yang akan disampaikannya, tampak mantap, dan mengucapkan kata-kata secara tepat dan benar. Dan yang sangat perlu pula adalah keikhlasan hati dalam menunaikan tugas dakwah itu.”
Keperluan Pokok Manusia
Dr. Zakiah Daradjat juga menekankan pentingnya memahami keperluan pokok manusia dalam berdakwah. Keperluan ini dibagi menjadi dua, yaitu keperluan jasmaniah dan rohaniah.
Keperluan jasmaniah mencakup kebutuhan biologis seperti makan, minum, dan istirahat. Sementara keperluan rohaniah mencakup kebutuhan psikologis dan sosial seperti kasih sayang, rasa aman, harga diri, rasa bebas, dan rasa sukses.
Semua orang, dari berbagai usia dan latar belakang, akan tertarik pada hal-hal yang berhubungan langsung dengan keperluan pokok mereka. Dengan demikian, para da’i perlu menyampaikan pesan dakwah yang relevan dengan keperluan-keperluan ini agar dapat lebih mudah diterima oleh jamaah.
Karena itulah, jika dai sedang berhadapan dengan audiens yang berlatar belakang berbeda baik usia, pendidikan, background, pengalaman dan karakter berbeda, maka beliau mengingatkan;
“Maka disini seorang da’i harus berusaha mencari faktor apa yang terdapat pada semua orang dari segala umur dan semua tingkat pendidikan, sosial dan ekonomi itu? Jika tidak, maka usahanya dalam dakwah tidak akan berhasil dengan baik. Maka faktor atau unsur-unsur yang terdapat pada semua mereka adalah “Keperluan pokok manusia, yang dapat dibagi kepada dua macam: yaitu keperluan jasmaniah yang bersifat biologis, seperti: makan, minum, buang air, seks dan sebagainya. Dan keperluan rohaniah kejiwaan dan sosial, yang antara lain kasih sayang, rasa aman, harga diri, rasa bebas, rasa sukses, rasa kekeluargaan dan rasa tahu.”
Menarik Perhatian Jamaah
Menarik perhatian jamaah dalam dakwah adalah tantangan tersendiri. Dr. Zakiah Daradjat menggarisbawahi bahwa dalam ceramah, khotbah, atau pidato, tidak mudah untuk membuat semua jamaah tetap fokus. Banyak faktor eksternal seperti suara bising atau gangguan lainnya yang bisa mengalihkan perhatian mereka.
Para da’i perlu mengetahui cara-cara untuk memusatkan perhatian jamaah. Tempat ceramah, misalnya, harus nyaman dan sesuai dengan jumlah jamaah.
Udara yang sejuk dan pencahayaan yang baik juga sangat penting. Selain itu, penceramah harus tampil meyakinkan, menguasai materi, dan menyampaikan pesan dengan cara yang menarik dan mudah dipahami.
Pemusatan Perhatian
Proses pemusatan perhatian jamaah, menurut Dr. Zakiah Daradjat, terjadi melalui beberapa tahap. Pada tahap pendahuluan, perhatian jamaah masih terpencar-pencar. Pada tahap selanjutnya, perhatian mulai terfokus sebagian pada penceramah.
Akhirnya, pada tahap polarisasi penuh, perhatian jamaah sepenuhnya tertuju pada penceramah.
Namun, perhatian ini tidak bertahan lama dan bisa mudah terganggu. Oleh karena itu, penceramah harus terus berusaha menjaga perhatian jamaah dengan menggunakan teknik-teknik tertentu seperti menggunakan kalimat-kalimat pendek dan tidak bergantung pada teks tertulis.
Tandas beliau, “Semakin lama perhatian jamaah pendengar bertalian terhadap penceramah, maka semakin kuatlah dan hebatlah polarisasi. Kadar perhatian terpengaruh oleh derajat keserasian jamaah, cara penyampaian si penceramah dan oleh materi yang disampaikan. Maka jamaah yang tidak seimbang tidak dapat bertahan dalam polarisasi untuk waktu yang lama. Boleh jadi kalimat-kalimat pendek dapat membantu untuk memusatkan perhatian, karena pendeknya itu sejalan dengan sempitnya lingkup perhatian. Penceramah yang menggunakan kalimat-kalimat panjang, dihadapkan kepada kegagalan.”
Melalui tulisannya tersebut, Dr. Zakiah Daradjat dengan tegas menyatakan bahwa pemahaman psikologi dakwah sangat penting bagi para da’i. Dengan memahami kondisi kejiwaan sasaran dakwah, teknik menarik perhatian, serta penguasaan materi, para da’i dapat menyampaikan pesan mereka dengan lebih efektif.*/Mahmud Budi Setiawan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *