Realisasi Penyaluran KUR dan UMi di Wilayah Kerja KPPN Malang
Pada bulan Juli 2025, realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di wilayah kerja Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Malang mencapai sebesar Rp3,28 triliun. Angka ini diperuntukkan bagi sebanyak 56.778 debitur, yang menunjukkan penurunan sebesar -6,81% dari segi besaran penyaluran dan -4,83% dari jumlah debitur.
Salah satu daerah yang paling banyak menyerap KUR adalah Kabupaten Malang dengan total penyaluran sebesar Rp1,8 triliun untuk 30.850 debitur. Meskipun demikian, penyaluran KUR di Kabupaten Malang mengalami penurunan sebesar -7,53% dari segi besaran penyaluran dan -7,97% dari jumlah debitur.
Selanjutnya, Kabupaten Pasuruan mencatatkan penyaluran sebesar Rp768,6 miliar untuk 15.108 debitur. Dalam hal ini, penyaluran KUR naik sebesar 0,66%, namun jumlah debitur turun sebesar -7,97%. Sementara itu, Kota Malang mencatatkan penyaluran KUR sebesar Rp420,2 miliar untuk 6.700 debitur. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar -17,99% dari segi besaran penyaluran dan -9,52% dari jumlah debitur.
Di Kota Pasuruan, penyaluran KUR tercatat sebesar Rp81 miliar untuk 1.562 debitur. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar -10,90% dari segi besaran penyaluran dan -2,43% dari jumlah debitur. Sementara itu, Kota Batu mencatatkan penyaluran KUR sebesar Rp203,1 miliar untuk 2.559 debitur, yang menunjukkan kenaikan sebesar 2,15% dari segi besaran penyaluran dan 1,07% dari jumlah debitur.
Penyaluran Kredit Ultra Mikro (UMi)
Selain KUR, penyaluran Kredit Ultra Mikro (UMi) juga mencatatkan realisasi sebesar Rp132,5 miliar untuk 24.752 debitur. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar -7,91% dari segi besaran penyaluran dan -22,40% dari jumlah debitur.
Kabupaten Malang menjadi daerah dengan penyerapan UMi terbesar, yaitu sebesar Rp73 miliar untuk 12.836 debitur. Meski penyaluran UMi naik sebesar 21,23%, jumlah debitur mengalami penurunan sebesar -7,03%. Di Kabupaten Pasuruan, penyaluran UMi tercatat sebesar Rp35 miliar untuk 6.994 debitur, yang menunjukkan penurunan sebesar -33,01% dari segi besaran penyaluran dan -37,68% dari jumlah debitur.
Sementara itu, Kota Malang mencatatkan penyaluran UMi sebesar Rp35 miliar untuk 3.080 debitur. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 22,07% dari segi besaran penyaluran dan -25,41% dari jumlah debitur. Di Kota Pasuruan, penyaluran UMi tercatat sebesar Rp6,98 miliar untuk 1.331 debitur, yang menunjukkan penurunan sebesar 24,12% dari segi besaran penyaluran dan -30,96% dari jumlah debitur. Sementara itu, Kota Batu mencatatkan penyaluran UMi sebesar Rp2,96 miliar untuk 511 debitur, yang menunjukkan penurunan sebesar -16,52% dari segi besaran penyaluran dan -36,99% dari jumlah debitur.
Pandangan Ekonom tentang Penurunan KUR dan UMi
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai bahwa penurunan nominal penyaluran KUR dan UMi serta jumlah debitur di hampir seluruh kabupaten/kota di wilayah KPPN Malang seharusnya menjadi peringatan bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan pendampingan dan pembinaan terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Menurutnya, daya saing UMKM harus terus ditingkatkan secara berkelanjutan dengan peningkatan fasilitas sertifikasi halal, perizinan, maupun standarisasi produk. Kredit, termasuk KUR dan UMi, lebih banyak membantu dalam aspek produksi, sementara banyak UMKM masih kesulitan memperoleh akses pasar.
“Penyediaan fasilitasi pemasaran menjadi salah satu kunci agar UMKM dapat berkembang dan dapat menyerap kredit murah dari pemerintah melalui KUR maupun UMi,” ujarnya.