Pekan Paralimpik Daerah IV DIY Dibuka dengan Semangat Sportivitas dan Kesetaraan
Pekan Paralimpik Daerah (PEPARDA) IV Daerah Istimewa Yogyakarta resmi dibuka oleh Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, di Taman Budaya Gunungkidul, pada hari Sabtu (23/8/2025). Acara ini menjadi momen penting dalam memperkuat semangat olahraga bagi para atlet difabel sekaligus menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung pengembangan olahraga disabilitas.
Dalam sambutannya, Sri Sultan Hamengku Buwono X melalui Wakil Gubernur menyampaikan bahwa sportivitas adalah jiwa dari setiap pertandingan. Menurutnya, PEPARDA IV tidak hanya sekadar ajang kompetisi, tetapi juga menjadi tolok ukur keberhasilan pembinaan atlet difabel di Yogyakarta.
“Sportivitas adalah hal yang paling penting dalam dunia paralimpik. Dari sinilah kohesi dan kebersamaan terbangun melalui dukungan moral, semangat saling menguatkan, serta tekad kolektif untuk meraih prestasi terbaik,” ujarnya.
Sri Paduka juga mengingatkan para atlet dan official untuk menjaga nama baik daerah, kesehatan, serta kekompakan tim. Ia berpesan agar semua pihak menjunjung tinggi nilai-nilai olahraga dan tidak membiarkan kerja keras serta prestasi yang telah diraih ternoda oleh tindakan yang tidak sesuai dengan prinsip sportivitas.
Dukungan dari NPC Indonesia
Kepedulian terhadap pengembangan olahraga disabilitas juga datang dari National Paralympic Committee (NPC) Indonesia. Rio Suseno, mewakili Ketua Umum NPC, menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan PEPARDA IV. Menurutnya, Pemerintah Daerah DIY memiliki perhatian besar terhadap olahraga paralimpik.
“Kami sangat berterima kasih atas adanya PEPARDA ini. Kami melihat bahwa pemerintah daerah memang sangat peduli dengan pengembangan olahraga disabilitas. Saya berharap para atlet dapat menunjukkan kemampuan maksimal dengan cara yang sportif,” ujar Rio.
Makna PEPARDA di Balik Kompetisi
Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parmoto, membacakan sambutan Bupati Endah Subekti yang menekankan makna lebih dari sekadar pesta olahraga. Ia menyatakan bahwa di balik setiap gerak dan langkah para atlet terdapat semangat luar biasa untuk melampaui batas dan menginspirasi bangsa.
Ia juga mengajak masyarakat melihat PEPARDA IV sebagai momen untuk membangun kesetaraan. “Marilah kita jadikan gelaran ini sebagai momentum membangun ruang yang setara bagi seluruh warga negara, tanpa memandang kemampuan fisik tetapi melihat pada semangat dan prestasi kita,” tegasnya.
Pelaksanaan PEPARDA IV
Ketua Panitia Pelaksana, Agus Mantara, melaporkan bahwa PEPARDA IV kali ini diikuti oleh 372 atlet dari lima kabupaten/kota di DIY. Cabang olahraga yang dipertandingkan mencakup atletik, bulutangkis, renang, hingga tenis meja.
Atlet yang terlibat berjumlah 271 orang yang bertanding di Gunungkidul, sedangkan 102 atlet lainnya akan berlaga di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta. Total jumlah atlet mencapai 372 orang.
Untuk mendukung kelancaran acara, panitia telah menyiapkan media center di Taman Budaya Gunungkidul, sekretariat kontingen, serta dukungan kesehatan melalui 30 puskesmas dan 9 rumah sakit. Di sisi keamanan, penyelenggaraan melibatkan Satpol PP, Kepolisian, dan TNI.
Harapan Masa Depan
Dengan semangat sportivitas dan kesetaraan yang terus digaungkan, PEPARDA IV DIY diharapkan bukan hanya menjadi ajang unjuk prestasi, tetapi juga ruang perjumpaan yang memperkuat solidaritas dan penghormatan atas keberagaman kemampuan. Melalui event ini, diharapkan muncul generasi atlet difabel yang tangguh dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.