Kericuhan di Jalan Embong Malang Surabaya
Kericuhan yang terjadi di Jalan Embong Malang, Surabaya, tidak hanya melibatkan para pemuda, tetapi juga sejumlah orang dewasa. Peristiwa ini berbeda dari biasanya, karena selain tawuran antar kelompok remaja, ada unsur keterlibatan pihak yang lebih tua. Akibatnya, situasi sempat memanas dan mengancam keamanan masyarakat sekitar.
Untuk menenangkan situasi, aparat kepolisian harus melakukan penutupan jalan di kawasan pusat kota Surabaya. Tujuannya adalah agar kondisi tetap aman dan mencegah kembali terjadinya bentrokan antara kedua kelompok yang saling bersengketa. Selain itu, kedua belah pihak yang terlibat dalam peristiwa tersebut dipertemukan di Polrestabes Surabaya untuk dilakukan mediasi.
Pertemuan tersebut berlangsung cukup alot, karena masing-masing pihak memiliki pendapat dan perspektif yang berbeda. Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Luthie Sulistiawan, menyatakan bahwa jumlah anggota setiap kelompok mencapai 50 orang. Ia menjelaskan bahwa pihaknya langsung bertindak cepat dengan melakukan mediasi agar kedua kelompok dapat berdamai dan tidak ada aksi lanjutan yang merugikan masyarakat.
“Kami yakinkan bahwa semuanya sudah terlihat aman,” ujarnya pada Minggu (24/8/2025). Meski demikian, ia tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak mudah terpicu oleh provokasi.
Pengalaman Warga Setempat
Ahmad Sobikin, warga setempat, mengungkapkan bahwa insiden ini telah berlangsung sejak pukul 01.30 WIB. Ia mengaku tidak tahu pasti penyebab awal keributan, tetapi sempat melihat seseorang mengalami luka akibat bentrokan. Menurutnya, tawuran terjadi di depan JW Marriott, dengan beberapa pelaku membawa senjata tajam dan kayu balok.
Peristiwa ini membuat warga sekitar menjadi panik. Banyak warung yang biasanya buka pagi hari memilih tutup karena takut terkena dampak dari tawuran. Para pedagang juga khawatir lapak mereka akan ikut terganggu akibat keributan yang terjadi.
“Langsung tutup semua tadi warung-warung,” kata Sobikin. Ia menambahkan bahwa situasi mulai agak tenang setelah polisi datang ke lokasi kejadian.
Penyebab Keributan
Kompol Grandika Indera Waspada, Kapolsek Genteng, menjelaskan bahwa keributan di Jalan Embong Malang bermula dari sengketa lahan. Lahan yang menjadi sengketa berada di sebelah utara Empire Palace. Masing-masing pihak saling mengerahkan kelompok untuk menjaga objek yang menjadi sengketa.
Menurutnya, awalnya ada massa yang mengadakan acara di tempat karaoke yang menjadi objek sengketa dan terlibat dalam perayaan yang membuat mereka mabuk. Kelompok lain kemudian datang untuk menanyakan kejadian tersebut. Dari sana, situasi memanas dan terjadi lemparan serta serangan dari dalam maupun luar.
Soal adanya informasi bahwa massa membawa senjata tajam dan korban luka, Kapolsek membenarkan hal tersebut. Namun, ia masih belum bisa memastikan apakah ada pihak yang akan ditetapkan sebagai tersangka. Saat ini, fokus utama adalah mendamaikan kedua kelompok agar tidak ada aksi lanjutan.
“Supaya tidak ada aksi lanjutan, dan sebagai antisipasi polisi dari Dalmas maupun Jogoboyo disiagakan di lokasi,” tambahnya.