Peringati Hari  Lahir Pancasila dan Sambut Waisak, Umat Buddha Tabur Bunga

MALANG RAYA184 Dilihat

Infomalangraya – BATU – Ada pemandangan berbeda di Taman Makam Pahlawan (TMP) Suropati, Kelurahan Ngaglik, Kota Batu, kemarin (1/6). Bertepatan dengan hari lahirnya Pancasila 1 Juni dan menyambut Hari Raya Waisak, puluhan umat Buddha Kota Batu melakukan pembersihan TMP dan tabur bunga.
 
Dalam kegiatan tersebut, bukan hanya melibatkan orang dewasa melainkan anak-anak. Tepat pukul 13.15, puluhan umat Buddha Kota Batu telah memadati area TMP. Pembukaan pun dimulai jam 13.30 dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan mengheningkan cipta untuk mengenang jasa para pahlawan.

 
Usai kegiatan tersebut, bhikkhu, samanera, atthasilani, dan umat Buddha langsung membersihkan rumput liar di area makam. Setelah proses pembersihkan tuntas dilanjutkan dengan sesi tabur bunga.
 
Wakil Kepala Vihara Dhammadipa Arama Kota Batu Bhikkhu Karunasilo menyampaikan, pembersihan TMP memang rutin dilakukan setiap kali menyambut Hari Raya Waisak. Apalagi, pada 1 Juni 2023 bertepatan dengan hari lahirnya Pancasila. “Sebagai umat Buddha tindakan ini menjadi salah satu bentuk kepedulian kami. Dengan cara mengenang dan mendoakan para pahlawan,” jelasnya.
 
Bhikkhu Karunasilo mengatakan, yang mengikuti kegiatan tabur bunga dari Vihara Dhammadipa Arama Kota Batu ada 14 orang. Yakni, satu bhikkhu, 8 samanera, dan 5 atthasilani. “Pesan Waisak 2567/2023 adalah pentingnya memperkokoh moral dan membangun kedamaian bangsa. Kami harap semua bisa mengembangkan cinta kasih,” terangnya.
 
Pihaknya juga menyampaikan, sebelum Waisak, umat Buddha telah menjalankan atthasila sejak (5/5) lalu dan berakhir pada (5/6) mendatang. Atthasila merupakan latihan pendalaman agama Buddha. Pendalaman itu dilakukan dengan mengamalkan tingkah laku moral yang baik. “Seperti tidak makan dan minum setelah setengah hari. Lalu, melatih diri untuk tidak tidur di tempat yang mewah, dan tidak berhias,” tambahnya.
 
Sementara itu, salah satu umat Buddha Tri Yuliani menuturkan, ada makna mendalam di balik kegiatan tabur bunga di TMP ini. Yakni, pentingnya menghargai jasa-jasa para pahlawan (leluhur bangsa). “Saya mengajak anak nomor dua yang masih TK agar ia bisa memahami arti balas budi sejak dini. Karena, penanaman karakter cinta kebangsaan baik bagi moral anak,” tutup warga Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo tersebut. (ifa/lid).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *