InfoMalangRaya, Indonesia – Kevin Diks mencapai titik kariernya saat ini tak semudah membalikkan telapak tangan. Bahkan, dia pernah dicampakkan Fiorentina sampai obati cederanya sendiri, dan mendapatkan penolakan dari fans Feyenoord.
Kevin sebenarnya mendapatkan kesempatan emas ketika direkrut Fiorentina dari Vitesse pada 2016 lalu. Namun di situlah ternyata awal cobaan dalam kariernya. Dia bahkan sama sekali tak diberikan kesempatan menunjukkan kualitasnya di Florence.
“Ketika saya tidak bermain di Fiorentina selama enam bulan pertama, saya kembali ke Vitesse. Mereka memberi saya waktu bermain. Jadi, saya kembali, tetapi saya sangat bersemangat. Ketika Anda masih muda, Anda ingin menunjukkan kemampuan Anda kepada semua orang. Tetapi, saya tidak dalam pola pikir yang tepat. Jadi, sebenarnya saya menjalani setengah musim yang sangat buruk di Vitesse ketika saya kembali,” kata Kevin Diks dalam kanal YouTube Thom Haye.
Setelah dari Vitesse, Kevin Diks lantas dipinjamkan lagi ke Feyenoord. Dia menjalani 23 penampilan di sana. Tetapi malah dapat penolakan dari suporter. “Semua pendukung Feyenoord sebenarnya, saya tidak akan mengatakan membenci, tetapi mereka tidak menginginkan saya di sana. Kadang-kadang, saat saya pemanasan, mereka mengatakan, ‘Kembalilah ke Italia,” beber dia.
Kevin Diks Sempat Kembali ke Fiorentina dan Curi Perhatian
Kevin Diks sebenarnya sempat mencuri perhatian ketika kembali dari masa peminjamannya. Dia tampil apik dalam laga pramusim bersama Fiorentina. “Tetapi, di akhir pramusim, ketika bursa transfer sudah ditutup, mereka menempatkan bek tengah Nikola Milenkovic sebagai bek kanan. Saya tidak bermain satu menit pun dan hanya melakukan pemanasan di setiap pertandingan.”
“Saat itu saya berpikir, ‘Apa yang sedang terjadi?’ Kemudian saya mengalami cedera lutut yang parah. Saya merasa mereka meninggalkan saya begitu saja. Saya menjalani rehabilitasi sehari setelahnya, padahal saya bahkan belum didiagnosis dengan benar,” tutur dia.
Kevin Diks bahkan sempat tak digaji hingga mengibati ceederanya sendiri. “Saya mengalami masa di mana saya tidak menerima gaji di Italia. Itu kadang-kadang terjadi. Lalu saya benar-benar muak dan berkata, ‘Oke, kamu tahu apa?’ Saya menelepon agen saya, yang masih menjadi agen saya dari 2016 hingga sekarang,” papar dia.
“Saya berkata, ‘saya harus pergi dan menjalani rehabilitasi dengan fisioterapis saya karena saya tidak bisa melakukan ini lagi. Saya berjuang tanpa hasil. Hal yang sama terjadi di Empoli. Saya tidak merasa penting seperti yang seharusnya dirasakan seorang pemain sepak bola. Jadi, saya pergi ke Belgia. Saya berada di sana selama empat bulan. Saya membayar semuanya dengan uang saya sendiri. Saya melakukan segalanya sendiri. Itu adalah periode yang sangat sulit,” tuntas Kevin Diks.