Infomalangraya.com.CO.ID, JAKARTA — Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang telah diimplementasikan di beberapa daerah di Aceh memberikan dampak positif terhadap sektor industri pangan lokal. Salah satu indikasi dari dampak tersebut adalah meningkatnya permintaan akan tempe dari kalangan perajin pengolahan kedelai di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar.
Zikra, seorang perajin tempe di Kabupaten Aceh Besar, mengungkapkan bahwa adanya program MBG menyebabkan peningkatan permintaan tempe. Ia menjelaskan bahwa meskipun kebutuhan tempe untuk MBG tidak dilakukan setiap hari, tetapi secara keseluruhan permintaan terus meningkat.
Sebelum program MBG berjalan, produksi tempe yang dilakukan Zikra berkisar antara 500 hingga 700 kilogram kacang kedelai. Namun, setelah ada permintaan dari program tersebut, produksinya meningkat menjadi satu ton.
Menurut Zikra, setiap dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) membutuhkan hingga 550 batang tempe per hari. Usaha miliknya mampu melayani lima dapur MBG. Ia menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan tempe untuk program MBG tidak dilakukan secara rutin setiap hari. Setiap dapur MBG memberikan informasi kebutuhannya, dan Zikra selalu dapat memenuhinya.
Namun, Zikra juga menyampaikan adanya tantangan dalam usahanya. Salah satunya adalah kenaikan harga kedelai. Harga kedelai sebelumnya hanya Rp9.000 per kilogram, namun kini naik menjadi Rp9.900 per kilogram.
“Kenaikan harga kedelai terjadi karena permintaan yang meningkat. Terlebih lagi, Program MBG sudah diterapkan di berbagai daerah, bukan hanya di Aceh,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa kebutuhan kedelai untuk Aceh dipasok dari Sumatera Utara.
Meski harga kedelai terus meningkat, Zikra tetap menjalankan usahanya dengan baik. Ia menegaskan bahwa ukuran dan harga tempe yang dijual kepada pedagang tidak mengalami perubahan. “Harga tempe yang kami jual kepada pedagang tetap Rp1.100 per batang ukuran kecil. Kami tidak mengurangi ukuran, meskipun harga kedelai terus meningkat,” katanya.
Dampak Program MBG terhadap Industri Pangan Lokal
Program MBG tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat, tetapi juga memberi kontribusi signifikan terhadap perekonomian lokal. Berikut beberapa dampak yang tercatat:
- Peningkatan Permintaan: Kalangan perajin seperti Zikra mengalami peningkatan permintaan tempe yang cukup signifikan.
- Stabilitas Produksi: Meskipun harga bahan baku meningkat, usaha perajin tetap berjalan stabil.
- Dukungan Ekonomi: Program ini membantu memperkuat ekonomi masyarakat melalui peningkatan aktivitas produksi dan distribusi.
Tantangan yang Dihadapi Perajin
Meski program MBG memberikan peluang, para perajin juga menghadapi beberapa tantangan, antara lain:
- Kenaikan Harga Kedelai: Kenaikan harga kedelai menjadi salah satu isu utama yang harus dihadapi oleh perajin.
- Ketergantungan pada Pasokan Luar Daerah: Kebutuhan kedelai untuk Aceh tergantung pada pasokan dari Sumatera Utara, yang bisa memengaruhi stabilitas produksi.
- Keseimbangan Harga Jual: Meskipun harga bahan baku meningkat, perajin tetap mempertahankan harga jual yang terjangkau.
Kesimpulan
Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) telah memberikan dampak positif terhadap sektor industri pangan lokal di Aceh. Meskipun ada tantangan seperti kenaikan harga kedelai, para perajin tetap berupaya mempertahankan kualitas dan harga tempe yang mereka jual. Dengan dukungan program ini, ekonomi masyarakat lokal semakin kuat dan berkelanjutan.







