InfoMalangRaya –
IMR,
Jakarta: Harga beras dijanjikan akan turun secara berangsur ketika panen raya
tiba bulan April-Mei atau mundur dibandingkan panen tahun lalu Januari-Maret. Penyebabnya
adalah fenomena musim ekstrem, El Nino.Ketua Umum
Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), Sutarto
Alimuso prihatin jika panen raya pada April mendatang jadi ukuran. “Terlalu
lama, padahal masyarakat butuh beras dengan harga terjangkau sekarang,” kata
Sutarto dalam perbincangan dengan RRI Pro 3, Senin (26/2/2024). Menurutnya,
pemerintah bisa sebenarnya melakukan upaya menurunkan harga beras dalam waktu
cepat, paling tidak menjelang Ramadan. Caranya, kata Sutarto, gelontorkan
dengan masif Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang ada di Perum Bulog. “Katanya kan
stok CBP cukup dan ada sekitar 1,2 juta ton, gelontorkan saja secara masif 300
ribu ton. Masalahnya sekarang, mau atau tidak melakukan itu,” kata Sutarto
lagi.Namun,
Sutarto menekankan operasi pasar masif 300 ribu ton tersebut harus dilakukan
dengan cara yang efektif. Seperti dilihat daerah mana yang memang kondisinya
sangat membutuhkan beras. Contohnya,
ada daerah yang masyarakatnya terpaksa harus mengantre beras atau harus membeli
beras dengan harga mahal dan dibatasi. Maka gelontorkan beras tersebut ke
daerah itu.“Jangan
sampai fenomena antrean tersebut memicu kenaikan harga beras secara lokal
maupun nasional. Selain itu, daerah yang sekarang ini di Maret sudah panen,
tidak perlu digelontorkan beras tersebut, tapi diarahkan pada daerah yang
panennya baru akhir April nanti,” ujar Sutarto.Seperti
diketahui, harga beras di tanah air terus mengalami tren kenaikan belakangan
ini. Bahkan, kenaikan harga beras ini jauh melampaui harga eceran tertinggi
(HET) yang ditetapkan pemerintah dan mencetak rekor baru. Saat ini HET
beras medium berkisar Rp10.900-Rp11.800 per kilogram dan beras premium antara
Rp13.000-Rp14.000. Harga bervariasi tergantung zona masing-masing.Sekretaris
Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Reynaldi Sarijowan menyebut
harga beras saat ini tembus rekor tertinggi hingga Rp18 ribu per kg untuk
kualitas premium. Padahal, biasanya harga beras hanya sebesar Rp12 ribu-Rp14
ribu per kg.“Lonjakan
harga dipicu masifnya gelontoran bansos dan bantuan pangan beras 10 kg sebelum
Pilpres 2024 kemarin. Karena setelah itu, kelangkaan pasokan beras mulai
terjadi,” kata Reynaldi dalam perbincangan bersama dengan RRI Pro 3, Senin
(19/2/2024).Badan Pusat
Statistik (BPS), Senin (26/2/2024), mencatat, daerah yang mengalami kenaikan
harga beras kembali meningkat di pekan keempat Februari 2024. Dari sebelumnya
179 daerah pada pekan ketiga alami kenaikan harga beras, kemudian bertambah
menjadi 268 daerah.BPS
menyebut, beberapa wilayah kabupaten, kota di Sumatera dan Jawa masih mengalami
kenaikan cukup tinggi. Yakni di kisaran 10-30 persen.Adapun harga
rata-rata nasional beras sebesar Rp15.387 per kilogram. Besaran harga itu tercatat mengalami kenaikan
dari pekan ketiga Februari, yakni Rp15.246 per kilogram.
Leave a Comment
Leave a Comment