PIKIRAN RAKYAT –
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta melakukan uji coba penggunaan teknologi robotik dalam operasi batu ginjal. Teknologi yang dibuat di Korea Selatan ini digunakan pertama kali di Indonesia dan menjadi bagian dari pengembangan layanan urologi minimal invasif.
Prosedur operasi ini menggunakan sistem robotik Zamenix yang dirancang untuk metode Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS). Metode ini memungkinkan penanganan batu ginjal melalui saluran kemih tanpa membuat sayatan pada kulit.
Tim dokter yang terlibat dalam uji coba ini terdiri dari Ponco Birowo, Widi Atmoko, dan Dyandra Parikesit. Ketiganya telah menjalani pelatihan khusus di Korea Selatan, negara tempat asal robot Zamenix ini diproduksi, sebelum menerapkan teknologi ini di RSCM.
Latihan Langsung di Korea
Ponco Birowo menyebut penggunaan sistem robotik ini sebagai langkah awal dalam pengembangan layanan urologi berbasis teknologi. “Teknologi ini bukan hanya meningkatkan presisi tindakan, tetapi juga kenyamanan operator dan keamanan pasien. Ini adalah langkah awal menuju era baru pelayanan urologi berbasis teknologi di tanah air,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (3/7/2025).
Widi Atmoko menilai bahwa penggunaan robotik membantu menjaga stabilitas instrumen selama operasi. “Sebagai dokter bedah, tantangan terbesar dalam prosedur RIRS adalah menjaga kestabilan instrumen dan visualisasi yang baik. Dengan sistem robotik ini, kami merasakan peningkatan kontrol yang signifikan, dan tentunya mengurangi kelelahan selama operasi,” katanya.
Sementara itu, Dyandra Parikesit menekankan pentingnya kesiapan tenaga medis dalam menerapkan teknologi baru. “Kami bertiga telah menjalani pelatihan intensif langsung di Korea bersama tim dari Roen Surgical Inc., dan hari ini hasilnya bisa kita lihat. Yang paling menggembirakan adalah bahwa kemampuan ini sekarang dimiliki oleh dokter Indonesia,” ujarnya.
RSCM mencatat bahwa penerapan teknologi robotik dapat membantu mengurangi paparan radiasi bagi tenaga medis. Selama prosedur, dokter mengendalikan instrumen dari konsol yang terlindung, sehingga risiko kesehatan jangka panjang bisa diminimalkan.
Data dari penelitian di Korea menunjukkan tingkat keberhasilan yang cukup tinggi dalam prosedur serupa. Namun, tim dokter di RSCM menekankan perlunya evaluasi lanjutan untuk memastikan efektivitas dan keamanan dalam konteks pelayanan kesehatan di Indonesia.
Direktur Utama RSCM, Supriyanto, mengatakan, uji coba ini sejalan dengan upaya rumah sakit untuk terus memperluas pilihan layanan. “Kami sangat mendukung setiap upaya pengembangan layanan berbasis teknologi tinggi. Hadirnya teknologi robotik Zamenix di RSCM menjadi bagian dari strategi besar kami dalam memperluas akses layanan berkualitas dan mendorong terciptanya pusat unggulan teknologi medis di Indonesia,” katanya.
Kepala Instalasi Eksekutif Terpadu RSCM Kencana, Gerhard Reinaldi Situmorang, menyebut keberhasilan uji coba ini tidak lepas dari dukungan fasilitas dan tenaga medis yang telah disiapkan. “RSCM Kencana didedikasikan untuk menjadi rumah bagi berbagai terobosan medis, termasuk teknologi bedah robotik ini. Kami percaya bahwa dengan dukungan SDM unggul dan sistem yang terintegrasi, Kencana mampu menjadi pionir dalam penerapan teknologi mutakhir di Indonesia,” ujarnya.
Ia mengatakan, RSCM menyatakan akan terus melakukan evaluasi dan pemantauan terhadap penggunaan teknologi robotik ini. Pihak rumah sakit menilai penting untuk memastikan bahwa teknologi baru tidak hanya efektif, tetapi juga aman bagi pasien.
“Penerapan sistem robotik ini diharapkan dapat menambah opsi terapi bagi pasien batu ginjal yang membutuhkan prosedur minimal invasif. Meskipun begitu, keputusan penggunaan tetap akan mempertimbangkan kondisi klinis masing-masing pasien,” tuturnya.***