Close Menu

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Ole Romeny Pamit: Sayangnya!

    13 Juli 2025

    Kuliner Lasem yang Menggugah Rindu

    13 Juli 2025

    Dua Motor Tabrakan di Sampang, Empat Korban Dilarikan ke Puskesmas

    13 Juli 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    Trending
    • Ole Romeny Pamit: Sayangnya!
    • Kuliner Lasem yang Menggugah Rindu
    • Dua Motor Tabrakan di Sampang, Empat Korban Dilarikan ke Puskesmas
    • Harga Emas Pegadaian UBS dan Galeri 24 Turun, Cek Rincian Selasa 8 Juli 2025
    • Netizen Brasil Kritik Gunung Rinjani, Serbu Hutan Amazon Balas Dendam
    • Departemen Luar Negeri Amerika Berhentikan 1.000 Pekerja
    • The Cult of the Lamb Comic kembali dengan perpecahan spesial musim gugur ini
    • 10 Kuliner Khas Bogor yang Wajib Dicoba Saat Akhir Pekan di Kota Hujan
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    Info Malang RayaInfo Malang Raya
    • LIPUTAN KHUSUS
    • MALANG RAYA
      • KOTA MALANG
      • KABUPATEN MALANG
      • KOTA BATU
    • JAWA TIMUR
    • NASIONAL
    • OLAHRAGA
    • RAGAM
      • TEKNOLOGI
      • UNDANG-UNDANG
      • WISATA & KULINER
      • KOMUNITAS
      • IMR ENGLISH
    • OPINI
    • COVER HARIAN IMR
    • LOGIN
    Info Malang RayaInfo Malang Raya
    • LIPUTAN KHUSUS
    • MALANG RAYA
    • KOTA MALANG
    • KABUPATEN MALANG
    • KOTA BATU
    • JAWA TIMUR
    • NASIONAL
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
    • OPINI
    • RAGAM
    • KOMUNITAS
    • WISATA & KULINER
    • KAJIAN ISLAM
    • TEKNOLOGI
    • UNDANG-UNDANG
    • INFO PROPERTI & LOWONGAN KERJA
    • TIPS & TRIK
    • COVER HARIAN IMR
    • IMR TV
    • LOGIN
    Home»NASIONAL»Perusahaan Jepang Menghadapi Krisis Menyusul Penurunan Angka Kelahiran
    NASIONAL

    Perusahaan Jepang Menghadapi Krisis Menyusul Penurunan Angka Kelahiran

    By admin25 Mei 2023
    Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email Copy Link
    kelahiran di jepang

    InfoMalangRaya.com—Lebih dari sembilan dari 10 perusahaan Jepang memperkirakan krisis terkait dengan penurunan angka kelahiran yang semakin dalam di negara itu, dengan sedikit harapan bahwa pemerintahan Perdana Menteri Fumio Kishida akan dapat mengatasi masalah ini, menurut sebuah survei.
    Kishida meluncurkan rencananya pada bulan Maret untuk membalikkan tren angka kelahiran negara itu, masalah lama yang telah memburuk di bawah pemerintahan Partai Demokrat Liberal (LDP), dan dapat menyebabkan kekurangan tenaga kerja dan penurunan permintaan konsumen.
    Untuk mengatasinya, beberapa rencana termasuk memperluas pemberian tunjangan anak, meningkatkan cuti orang tua berbayar dan memberikan subsidi untuk perawatan kesuburan diperkenalkan oleh pemerintah.
    Itu terjadi setelah pemerintah mengungkapkan, untuk pertama kalinya, bahwa kelahiran tahunan tahun lalu turun di bawah 800.000, delapan tahun lebih awal dari perkiraan, tulis Reuters.
    Dari hampir 500 perusahaan besar yang disurvei, 94 persen mengatakan mereka memperkirakan krisis ketika ditanya tentang penurunan kelahiran tahunan pada 2022.
    Hanya 14 persen dari firma yang mengatakan bahwa mereka berharap langkah Kishida akan berhasil, 34 persen mengatakan sebaliknya, sedangkan perusahaan lainnya yang juga memberikan umpan balik, tidak menyatakan pendapat.
    “Tanggapan LDP adalah untuk mendapatkan suara, tidak serius menangani masalah itu,” kata perwakilan dari perusahaan mesin transportasi yang menolak disebutkan namanya.
    Seperti ekonomi industri besar lainnya, Jepang telah menaikkan usia pensiunnya dan mendorong lebih banyak perempuan untuk bekerja seiring pertumbuhan populasinya.
    Namun, tidak seperti beberapa negara, mereka tidak berharap mempekerjakan pekerja asing dalam jumlah besar untuk mengisi lowongan pekerjaan.
    “Kita perlu mengembangkan pasar luar negeri dan juga perlu menggunakan tenaga kerja asing,” ujar seorang perwakilan dari perusahaan manufaktur makanan.
    Administrasi Kishida mengatakan akan merilis rincian bulan depan tentang bagaimana mereka akan mendanai prakarsa angka kelahiran yang diperkirakan akan melipatgandakan pengeluaran pemerintah untuk perawatan anak.
    Dalam jajak pendapat, 54 persen perusahaan mengatakan mereka ingin pemerintah menaikkan pajak untuk menutup pengeluaran yang meningkat, sementara kurang dari setengah merekomendasikan kenaikan pajak penjualan yang harus dibayar konsumen.
    Hanya 18 persen perusahaan menyerukan peningkatan pinjaman pemerintah. Survei Perusahaan yang dilakukan oleh Nikkei Research antara 10 Mei dan 19 Mei mensurvei 493 perusahaan Jepang, termasuk 246 manufaktur dan 247 non-produsen. Mereka setuju untuk memberikan umpan balik dengan syarat anonimitas, sehingga memungkinkan responden untuk berbicara lebih bebas.*

    Jumlah Pembaca: 321

    Angka Jepang kelahiran krisis menghadapi menyusul penurunan Perusahaan
    Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email Copy Link

    Berita Terkait

    Departemen Luar Negeri Amerika Berhentikan 1.000 Pekerja

    13 Juli 2025

    Dai Belanda Dicopot jadi Imam setelah Bertemu Presiden ‘Israel’

    13 Juli 2025

    Dai Eropa yang Diundang ke ‘Israel’ ternyata Pendukung Penjajah dan Sekularisme

    12 Juli 2025
    Leave A Reply Cancel Reply

    banner 300250
    banner 300250
    banner 250250
    Search
    BERITA POPULER

    Bupati Malang Hadiri Kanjuruhan Street Race Edisi 13

    30 Maret 20241

    Ironi Psywar: Arema FC yang Dulu Dilecehkan, Kini Justru Menendang PSS Sleman

    24 Mei 20252

    10 Aplikasi Musik Tanpa Iklan Terbaik, Diunduh Jutaan Pengguna!

    25 April 2024151

    Pantun Pj. Walikota Malang Bikin Suasana Meriah di Acara Malang Raya Shopping Adventure 2024

    1 April 20242
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    • DISCLAIMER
    • INDEX BERITA
    • PEDOMAN MEDIA SIBER
    • REDAKSI
    © 2016 Infomalangraya. Designed by Mohenk.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.