InfoMalangRaya.com– Pesawat penumpang China C919 buatan dalam negeri hari hari Selasa terbang pertama kali ke luar China daratan untuk dipamerkan di Hong Kong. Pesawat yang masih banyak menggunakan suku cadang buatan asing itu dikabarkan sudah mendapat cukup banyak pesanan.
Saat ini dipajang di Bandara Internasional Hong Kong, C919 akan terbang di atas Pelabuhan Victoria di kota bisnis itu pada hari Sabtu (16/12/2023). Pesawat buatan perusahaan plat merah Commercial Aircraft Corp of China (COMAC) didampingi pendahulunya ARJ21, pesawat regional berukuran lebih kecil berkapasitas 78–90 penumpang.
The C919, pesawat langsing bermesin ganda dengan kapasitas 168 penumpang itu diharapkan dapat menyaingi pesawat asing populer sejenis seperti seperti Boeing 737 MAX dan Airbus A320.
Pendaratan perdana di Hong Kong itu terwujud sekitar tujuh bulan setelah pesawat melakukan penerbangan komersial perdananya. Pesawat ini telah dikembangkan selama 16 tahun dan mengalami banyak penundaan.
Pemimpin Hong Kong John Lee pada hari Rabu (13/12/2023) memuji pengembangan C919 dan ARJ21 sebagai “tonggak penting” dalam sektor penerbangan China, lansir AFP.
C919 menerima sertifikasi resmi untuk terbang tahun lalu setelah lebih dari satu dekade dalam pengembangan. Dua jet C919 yang beroperasi antara kota Shanghai dan Chengdu telah mengangkut lebih dari 60,00 penumpang, kata pejabat terkait.
C919 memiliki kapasitas 158 sampai 192 kursi dengan daya tempuh maksimal 5.555 kilometer, imbuh mereka.
China berinvestasi besar-besaran pada proyek pesawat jet buatan dalam negeri ini karena negara tersebut ingin mencapai swasembada pesawat, meskipun banyak suku cadang C919 masih banyak bersumber dari luar negeri. Mesin C919, misalnya, berasal dari CFM International, perusahaan patungan antara GE Aerospace dari Amerika Serikat dan Safran Aircraft Engines dari Perancis. Sementara ban C919 dibuat oleh perusahaan ban raksasa Prancis Michelin, menurut laporan Quartz seperti dilansir Fox Business.
Sampai awal pekan ini, pesawat tersebut telah menerima 1.061 pesanan dari lebih dari 30 klien, kata pejabat terkait dalam sebuah pernyataan. Namun, mereka belum mendapatkan pembeli internasional.
COMAC belum secara resmi mempublikasikan harga C919. Laporan yang diterbitkan oleh Pilotpassion, portal pemantau industri penerbangan, mengatakan pesawat tersebut kemungkinan dibanderol sekitar $90-100 juta. Jika benar, harga tersebut cukup kompetitif mengingat Airbus A320neo dijual dengan harga $111 juta dan Boeing 737 MAX 8 dipasarkan seharga $121 juta.”
Asia dan China menjadi target bagi pabrikan Eropa Airbus dan pesaingnya dari Amerika, Boeing. Keduanya berupaya memanfaatkan permintaan pesawat kelas menengah. Awal 2023, Airbus mengumumkan rencana untuk melipatgandakan kapasitas produksinya di China. Mereka juga menandatangani kesepakatan untuk mendirikan lini perakitan akhir kedua untuk A320 di Tianjin.*