Close Menu

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Paramount tantang Netflix, persaingan akuisisi hiburan Hollywood membara

    12 Desember 2025
    AA1JCDIO - Info Malang Raya

    Tiga bintang Korea bahas kontroversi di acara penghargaan, ramai dikritik

    12 Desember 2025

    8 Bukti Kang Da Wit Punya Sisi Narsistik di Pro Bono, Percaya Diri Banget!

    12 Desember 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    Trending
    • Paramount tantang Netflix, persaingan akuisisi hiburan Hollywood membara
    • Tiga bintang Korea bahas kontroversi di acara penghargaan, ramai dikritik
    • 8 Bukti Kang Da Wit Punya Sisi Narsistik di Pro Bono, Percaya Diri Banget!
    • Tiket Nonton Qorin 2 2025 Diskon 1×1 di TIX ID
    • Semuanya diumumkan dan semua pemenang di The Game Awards 2025
    • Pessimisme vs Optimisme: Seberapa Berpengaruh pada Kesehatan?
    • Paramount Kalahkan Netflix, Tawar Warner Bros. Rp 1.801 Triliun
    • 12 ramalan shio hari ini: Cinta, Karier, dan Nomor Hoki
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    Info Malang RayaInfo Malang Raya
    • LIPUTAN KHUSUS
    • MALANG RAYA
      • KOTA MALANG
      • KABUPATEN MALANG
      • KOTA BATU
    • JAWA TIMUR
    • NASIONAL
    • OLAHRAGA
    • RAGAM
      • TEKNOLOGI
      • UNDANG-UNDANG
      • WISATA & KULINER
      • KOMUNITAS
      • IMR ENGLISH
    • OPINI
    • COVER HARIAN IMR
    • LOGIN
    Info Malang RayaInfo Malang Raya
    • LIPUTAN KHUSUS
    • MALANG RAYA
    • KOTA MALANG
    • KABUPATEN MALANG
    • KOTA BATU
    • JAWA TIMUR
    • NASIONAL
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
    • OPINI
    • RAGAM
    • KOMUNITAS
    • WISATA & KULINER
    • KAJIAN ISLAM
    • TEKNOLOGI
    • UNDANG-UNDANG
    • LOWONGAN KERJA
    • TIPS
    • COVER HARIAN IMR
    • IMR TV
    • LOGIN
    Beranda - RAGAM - Pessimisme vs Optimisme: Seberapa Berpengaruh pada Kesehatan?
    RAGAM

    Pessimisme vs Optimisme: Seberapa Berpengaruh pada Kesehatan?

    By admin12 Desember 2025
    Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email Copy Link
    AA1GHgnP - Info Malang Raya

    Ketika tubuh mengalami sakit atau kita menerima diagnosis yang tidak menyenangkan, pertempuran sebenarnya sering kali tidak terjadi di ruang dokter, melainkan di dalam pikiran sendiri. Dalam situasi seperti ini, dua suara sering bersaing dalam diri kita. Suara pertama berbisik, “Tenang, semua akan baik-baik saja.” Sementara suara kedua membalas dengan dingin, “Bersiaplah untuk yang terburuk, jangan terlalu berharap.” Pertanyaannya adalah, manakah yang lebih baik? Apakah kita harus menjadi optimis yang tersenyum di tengah rasa sakit, atau pesimis yang membentengi diri dari kekecewaan?

    Jebakan dan Kekuatan Optimisme

    Kita sering diajarkan bahwa “pikiran positif adalah separuh dari kesembuhan.” Secara ilmiah, ini memiliki dasar yang kuat. Optimisme dapat menurunkan tingkat hormon stres (kortisol) dan meningkatkan sistem imun. Seorang yang optimis cenderung lebih patuh pada pengobatan karena mereka percaya usaha mereka akan membuahkan hasil.

    Namun, ada sisi gelap dari optimisme yang berlebihan, yang sering disebut toxic positivity. Bahayanya adalah jika kita terlalu optimis secara membabi buta (“Ah, ini cuma sakit biasa”), kita mungkin mengabaikan gejala serius atau menolak realitas medis. Kelemahannya adalah saat hasil yang diharapkan tidak terjadi, jatuhnya akan terasa jauh lebih sakit karena kita tidak memiliki “bantalan” mental untuk menerimanya.

    Logika di Balik Pesimisme

    Pesimisme sering kali dianggap sebagai hal negatif, padahal ia memiliki fungsi evolusi: bertahan hidup. Dalam konteks kesehatan, ada istilah yang disebut Defensive Pessimism. Ini adalah strategi kognitif di mana seseorang memprediksi tantangan terburuk untuk mempersiapkan diri menghadapinya.

    Kekuatannya adalah seorang pesimis (atau realis) sering kali lebih siap secara logistik. Mereka bertanya, “Apa plan B jika obat ini gagal?” Mereka tidak kaget saat kabar buruk datang. Namun, bahayanya adalah jika dibiarkan mendominasi, pesimisme berubah menjadi keputusasaan (hopelessness). Rasa putus asa adalah musuh terbesar imun tubuh. Saat pikiran berkata “tidak ada gunanya,” tubuh sering kali berhenti berjuang.

    Jalan Tengah: Optimisme Realistis

    Jika kita harus memilih mana yang “lebih baik” dalam kondisi sulit, jawabannya bukanlah salah satu dari ekstrem tersebut, melainkan perpaduan keduanya: Optimisme Realistis. Ini adalah konsep yang mirip dengan Stockdale Paradox (dinamai dari Laksamana James Stockdale yang selamat dari penyiksaan perang Vietnam). Prinsipnya sederhana namun kuat:

    “Anda harus memiliki keyakinan tak tergoyahkan bahwa Anda akan berhasil pada akhirnya, namun pada saat yang sama, Anda harus berani menghadapi fakta-fakta paling brutal dari kenyataan Anda saat ini.”

    Dalam konteks kesehatan, pola pikir ini terdengar seperti:
    “Saya tahu penyakit ini berat dan statistiknya menakutkan (Sisi Realis/Pesimis)…”
    “…tetapi saya akan melakukan segala cara yang saya mampu, makan dengan benar, minum obat, dan saya percaya tubuh saya punya kemampuan luar biasa untuk memulihkan diri (Sisi Optimis).”

    Kesimpulan

    Jadi, mana yang lebih baik? Yang terbaik adalah keseimbangan. Gunakan “pesimisme” (kewaspadaan) untuk disiplin menjalani pengobatan dan mempersiapkan kemungkinan terburuk, namun gunakan “optimisme” (harapan) sebagai bahan bakar batin agar tidak layu sebelum berkembang. Menghadapi kondisi sulit bukan tentang menolak rasa takut, melainkan tentang bergerak maju bersama rasa takut itu, sambil tetap menggenggam harapan. Kesehatan bukan hanya tentang angka di kertas lab, tapi tentang seberapa tangguh jiwa kita menopang tubuh yang sedang rapuh.

    Jumlah Pembaca: 11

    Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email Copy Link

    Berita Terkait

    Paramount tantang Netflix, persaingan akuisisi hiburan Hollywood membara

    12 Desember 2025
    AA1JCDIO - Info Malang Raya

    Tiga bintang Korea bahas kontroversi di acara penghargaan, ramai dikritik

    12 Desember 2025

    8 Bukti Kang Da Wit Punya Sisi Narsistik di Pro Bono, Percaya Diri Banget!

    12 Desember 2025
    Leave A Reply Cancel Reply

    banner 300250
    banner 300250
    banner 250250
    Search
    BERITA POPULER
    FB IMG 1748085073108 - Info Malang Raya

    Ironi Psywar: Arema FC yang Dulu Dilecehkan, Kini Justru Menendang PSS Sleman

    24 Mei 202522 Views
    IMG 20250207 WA0468 - Info Malang Raya

    Wahyu Hidayat dan Ali Muthohirin Resmi Ditetapkan Sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang 2024

    7 Februari 202510 Views
    IMG 20250410 WA0159 - Info Malang Raya

    Momen HUT Ke-111, Wali Kota Wahyu Hidayat dan Wawali Ali Muthohirin Ziarah ke Makam Ki Ageng Gribig

    8 April 20256 Views
    IMG 20250318 WA0497 - Info Malang Raya

    Wali Kota Malang Akan Fasilitasi Audiensi Terkait Isu Relokasi SMAN 8

    17 Maret 20252 Views
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    • INDEX BERITA
    • PEDOMAN MEDIA SIBER
    • REDAKSI
    © 2016 Infomalangraya. Designed by Mohenk.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.