Petani di Handapherang Masih Berhasil Panen Meski Terkena Serangan Hama Wereng Putih
Di wilayah Handapherang, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, para petani masih bisa menikmati hasil panen padi meskipun menghadapi serangan hama wereng putih. Dampak dari hama ini tergolong lebih ringan dibandingkan serangan hama wereng coklat yang pernah terjadi sebelumnya.
Pantauan di lokasi tersebut pada Senin, 18 Agustus 2025, menunjukkan bahwa areal persawahan yang siap dipanen masih sangat luas. Tanaman padi sudah mulai menguning dan siap untuk dipanen. Namun, kondisi tanah mulai retak-retak akibat intensitas hujan yang berkurang dalam beberapa waktu terakhir.
Erik (60), seorang warga setempat, mengungkapkan bahwa meskipun tanaman kena serangan wereng putih, para petani tetap bisa melakukan panen. Meski demikian, hasil panen kali ini sedikit berkurang dibandingkan dengan keadaan normal.
“Dalam kondisi normal, hasil panen di wilayah ini mencapai 6 hingga 7 kuintal gabah kering. Tahun ini, karena serangan wereng putih, hasil panen hanya sekitar 5 kuintal,” ujarnya saat menjemur gabah yang baru saja dipisahkan dari malainya.
Erik juga menyebutkan bahwa panen tiga bulan lalu jauh lebih baik karena tidak ada serangan hama yang parah. Ia mengingatkan bahwa pada musim panen sebelumnya, ketika hama wereng coklat menyerang, hasil panen hanya mencapai 1,4 kuintal. Bahkan, beberapa petani di sekitar area tersebut tidak bisa panen sama sekali.
“Waktu itu kondisinya sangat parah. Ada yang tidak bisa panen karena habis oleh wereng coklat,” tambahnya.
Biaya yang dikeluarkan untuk olah lahan hingga panen di wilayah ini mencapai Rp 1,5 juta per 100 bata. Hasil panen biasanya digunakan untuk konsumsi keluarga sendiri. Erik menjelaskan bahwa biaya tersebut termasuk pengeluaran untuk membeli pupuk.
Yeti, seorang petani lainnya, juga memberikan pernyataan serupa. Menurutnya, serangan hama wereng putih biasanya terjadi pada musim tanam kedua.
“Ini panen penyelang atau kedua. Biasanya ada wereng putih. Hasil panen memang sedikit berkurang dibandingkan keadaan normal,” katanya.
Yeti menambahkan bahwa serangan hama wereng putih lebih ringan dibandingkan wereng coklat. Serangan ini mulai terlihat ketika tanaman mulai mengeluarkan malai padi.
“Alhamdulillah, kami masih bisa panen. Memang akibat serangan wereng putih lebih ringan dibandingkan yang coklat, yang ganas sekali,” ujarnya.
Ia menceritakan bahwa saat terjadi serangan wereng coklat, petani tetap bisa panen meskipun hasilnya turun. Yeti mengungkapkan bahwa hal ini terjadi karena upaya intensif dalam membasmi hama wereng coklat dengan ramuan tradisional.
“Ketika mulai ada tanda wereng coklat, tanaman disemprot menggunakan ramuan kulit bawang merah dan putih yang didiamkan selama satu bulan. Hal itu juga dilakukan ketika ada serangan wereng putih,” tambahnya.