InfoMalangRaya, Indonesia – Keberadaan Peter de Roo sebagai pelatih Persis Solo untuk mengarungi Super League 2025-26 jadi bagian tersendiri dari sebuah fenomena, yakni kian menguatnya aroma Belanda di sepak bola Indonesia. Mengenai fenomena itu, De Roo berharap itu semata-mata karena kualitas.
De Roo adalah satu dari empat pelatih Belanda yang akan berkiprah di Super League 2025-26. Tiga pelatih lainnya adalah Jan Olde Riekerink (Dewa United), Johnny Jansen (Bali United), dan Jean Paul van Gastel (PSIM Yogyakarta). Patut diingat, timnas Indonesia pun ditangani Patrick KLuivert, timnas U-23 dilatih Gerald Vanenburg, dan timnas U-20 dipoles Frank van Kempen.
“Saya tidak memiliki opini spesifik mengenai hal itu. Ini mengingatkan saya pada suatu ketika di Malaysia, saat saya pernah ditanya ketika semua pihak di Asia beralih ke pelatih Korea Selatan. Media Malaysia bertanya kepada saya, ‘Apakah menurut Anda bagus bahwa mereka semua menggunakan pelatih Korea Selatan?’” kata Peter de Roo seperti dikutip InfoMalangRaya dari laman resmi Persis Solo.
Dia menambahkan, “Contohnya adalah Vietnam dengan Park Hang-seo. ‘Mengapa ia sangat sukses dengan Vietnam? Apakah karena ia pelatih yang bagus atau karena ia berasal dari Korea Selatan? Jawabannya adalah karena ia pelatih yang bagus, bukan?’ Jadi, seharusnya inilah yang menjadi fokusnya. Tentang kualitas, bukan tentang kewarganegaraan.”
Antusiasme Peter de Roo
Secara implisit, Peter de Roo berharap klub-klub Indonesia mengontrak pelatih Belanda bukan karena latah setelah melihat kesuksesan Dewa United di bawah Jan Olde Riekerink. Bukan juga karena mengikuti langkah PSSI yang memercayakan timnas Indonesia kepada Patrick Kluivert yang dibantu Denny Landzaat dan Alex Pastoor.
Di sisi lain, lewat pernyataannya itu, De Roo juga secara tidak langsung menilai tren tersebut sebagai tantangan tersendiri. Para pelatih Belanda, termasuk dirinya, harus mampu menunjukkan kualitas saat menangani tim masing-masing di Super League 2025-26. Selain berprestasi, mereka harus membuat tim bermain apik.
Terlepas dari hal itu, De Roo sangat antusias bertemu koleganya sesama pelatih asal Belanda. “Tentu saja, bagi saya pribadi, ini menyenangkan karena saya mengenal beberapa pelatih itu dan pernah bermain melawan mereka ketika masih aktif bermain. Saya bahkan adalah rekan setim asisten pelatih Dewa United. Jadi, senang melihat beberapa wajah yang familiar,” ucap dia.
Sosok yang dimaksud De Roo adalah Roy Hendriksen. Keduanya sempat membela klub yang sama, yakni SC Cambuur pada 1996 hingga 1999. Menurut Transfermarkt, di Eredivisie dan KNVB Beker saja, De Roo dan Hendriksen sampat tampil bersama-sama dalam 24 pertandingan dengan total 1.655 menit di lapangan.