InfoMalangRaya.com – Yasser Abu Shabab, pemimpin kelompok kriminal bersenjata yang bekerja sama dengan penjajah ‘Israel’ di Rafah selatan, Gaza dilaporkan tewas pada hari Kamis (04/12/2025). Media ‘Israel’ menyebut ia tewas dalam “perselisihan internal”.Siapa Yasser Abu Shabab?
Media berita ‘Israel’, Ynet dan Channel 14, melaporkan bahwa ia tewas setelah penembakan yang terkait dengan perseteruan antara keluarga-keluarga setempat. Channel 14 melaporkan bahwa Abu Shabab tewas dalam keadaan yang tidak jelas, sementara Radio Angkatan Darat ‘Israel’ menggambarkan insiden tersebut sebagai pembunuhan yang dilakukan oleh orang-orang bersenjata di timur Rafah.
Ynet mengutip penilaian keamanan ‘Israel’ yang menunjukkan bahwa Abu Shabab tewas. Anggota milisinya mengatakan kepada Ynet bahwa konfrontasi antara beberapa keluarga telah meningkat menjadi baku tembak, di mana salah satu anggotanya diduga melepaskan tembakan ke arah Abu Shabab.
Para pejabat ‘Israel’ menilai ia tewas, meskipun milisi tersebut mengklaim ia selamat dan bersikeras Hamas tidak terlibat dalam insiden tersebut.
Media berita ‘Israel’ juga mengutip seorang pejabat ‘Israel’ yang mengatakan bahwa Abu Shabab telah terluka parah dan dipindahkan ke Rumah Sakit Soroka di Beersheba di Israel selatan, di mana ia meregang nyawa karena luka-lukanya.
Belum ada pihak yang mengeluarkan pernyataan resmi, dan keadaan penembakan tersebut masih belum jelas.
Siapa Yasser Abu Shabab?
Yasser Abu Shabab muncul sebagai tokoh utama kelompok ini. Menurut Quds News berbasis di Palestina, Ia adalah figur kontroversial dengan rekam jejak kriminal; sebelumnya dikenal terkait sel-sel kejahatan dan bahkan disebut memiliki keterkaitan ekstremisme.
Abu Shabab, lahir tahun 1993 dan anggota suku Badui Tarabin, memimpin Pasukan Populer (Popular Forces), sebuah milisi yang didukung ‘Israel’ yang beroperasi melawan Hamas dan faksi-faksi Palestina lainnya.
Latar belakangnya mencakup beberapa perselisihan dengan Hamas, yang sebelumnya telah memenjarakannya atas tuduhan terkait perdagangan narkoba dan pencurian.
Ia melarikan diri dari penjara Hamas di tengah kekacauan perang baru-baru ini dan kemudian menguasai sebagian wilayah Rafah timur dengan dukungan ‘Israel’.
Milisinya kemudian memposisikan diri di sekitar konvoi bantuan kemanusiaan yang memasuki wilayah selatan, di mana mereka secara luas dituduh oleh warga Palestina menjarah kiriman dan bertindak langsung demi kepentingan ‘Israel’.
Laporan-laporan ‘Israel’ mengatakan Pasukan Populer telah menerima senjata, kendaraan, dan dukungan taktis dari militer ‘Israel’, sementara banyak orang di Gaza memandang kelompok itu sebagai alat yang digunakan untuk melemahkan kelompok-kelompok perlawanan Palestina dan memecah belah kendali lokal.
Milisi tersebut mencakup mantan perwira keamanan Otoritas Palestina dan tokoh-tokoh lain yang berpihak pada ‘Israel’ selama perang.
Laporan The Telegraph baru-baru ini menyebutkan bahwa kelompok kriminal Abu Shabab berada di ambang kehancuran setelah kehilangan perlindungan udara ‘Israel’ menyusul perjanjian Hamas-Israel yang menghentikan pertempuran selama dua tahun.
Dengan ‘Israel’ menarik perlindungannya, milisi dan anggotanya menjadi sasaran pembalasan, dan Hamas dilaporkan telah menyita kendaraan dan senjata yang sebelumnya dipasok kepada kelompok tersebut.
Baik Hamas maupun pejabat ‘Israel’ belum berkomentar secara terbuka tentang pembunuhan Abu Shabab.*







