Kota Malang, 16 Juli 2024 – Pj Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM, menghadiri sosialisasi perizinan berusaha berbasis risiko yang diadakan pada Selasa (16/7/2024). Dalam acara tersebut, Wahyu mengajak para pelaku UMKM untuk menyelesaikan perizinan guna meningkatkan kepercayaan investor. Menurutnya, kepercayaan tersebut krusial untuk mendongkrak investasi dan pertumbuhan ekonomi di Kota Malang.
“Pemerintah Kota Malang meraih penghargaan kinerja pertumbuhan realisasi investasi terbaik di Jawa Timur Tahun 2023. Pada tahun 2022, realisasi investasi Kota Malang tercatat sebesar Rp700,354 miliar, namun pada tahun 2023 hingga triwulan tiga, meningkat sebesar Rp1,061 triliun atau naik 133,84 persen. Ini menunjukkan bahwa Kota Malang adalah tempat yang aman, nyaman, dan tepat untuk berinvestasi,” ujar Wahyu di Hotel Savana.
Selain pencapaian dalam investasi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Malang mencapai angka 84,000, tertinggi di Jawa Timur, sementara angka kemiskinan menjadi yang terendah kedua di provinsi tersebut. Wahyu berharap kemudahan perizinan dapat lebih menekan angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan di Kota Malang.
Wahyu juga menyoroti program-program inovatif yang mendukung UMKM, seperti ‘Sahabat UMKM’ yang bertujuan membantu menyelesaikan berbagai permasalahan UMKM di setiap kecamatan, termasuk perizinan. Selain itu, program ‘Kemis Mbois’ mewajibkan seluruh ASN di lingkungan Pemkot Malang memakai produk UMKM, yang turut diikuti oleh mitra Pemkot, perbankan, kampus, dan industri.
“Saya berharap kegiatan ini menjadi pondasi penting yang segera direalisasikan. Perizinan yang mantap akan meningkatkan kepercayaan pemilik modal untuk berinvestasi pada sektor ekonomi kreatif, yang pada akhirnya memberikan sumbangsih bagi pembangunan daerah di Kota Malang,” lanjut Wahyu.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Pengaduan Data dan Informasi Disnaker Kota Malang, Ni Kadek Yulidiansari, menjelaskan bahwa sosialisasi ini berfokus pada UMKM, khususnya pengusaha mikro kecil yang masih kurang dalam pengisian perizinan. Sosialisasi yang berlangsung selama tiga hari ini melibatkan 342 peserta, mayoritas dari sektor kuliner.
“Kendala utamanya adalah teknologi, di mana banyak peserta UMKM kesulitan mengoperasikan sistem informasi, termasuk mengisi link perizinan,” pungkas Yulidiansari.
Penulis: Irfan / Soni