Jakarta – PT PLN (Persero) kembali menjadi sorotan publik di bawah kepemimpinan Direktur Utama Darmawan Prasodjo, yang akrab disapa Darmo. Di tengah citra positif yang dibangun melalui berbagai penghargaan yang diterima perusahaan, beredar sejumlah isu yang menimbulkan keresahan di kalangan pegawai.
Pada Rabu, 23 Oktober 2024, sebuah surat anonim yang ditujukan kepada Ketua Umum Serikat Pekerja (SP) PLN, Muhammad Abrar Ali, beredar luas. Surat tersebut, yang tidak mencantumkan identitas pengirim, berisi sejumlah tuduhan terhadap beberapa pejabat teras PLN. Mereka disebut sebagai sosok “Sengkuni” dalam pewayangan, yang berperan sebagai biang masalah di dalam perusahaan.
Secara umum, surat tersebut menguraikan dugaan permasalahan dalam beberapa aspek, termasuk pembentukan Subholding Pembangkit yang dianggap tidak efisien, pengelolaan sumber daya manusia yang tidak transparan, dan isu politisasi dalam pengambilan keputusan perusahaan. Penulis surat juga mengkritik adanya fenomena narsisme yang dikaitkan dengan penghargaan-penghargaan yang diterima PLN, yang diduga didapat dengan mengeluarkan biaya besar.
Dalam surat tersebut, terdapat tuduhan bahwa beberapa pejabat PLN di level direktur dan manajer dicopot dari jabatannya karena tidak memenuhi keinginan pihak tertentu yang diibaratkan sebagai “Sengkuni.” Tindakan ini dinilai merusak iklim kerja yang profesional dan transparan di perusahaan BUMN tersebut.
Penulis surat juga menyoroti dugaan afiliasi politik dari salah satu pimpinan PLN, yang dapat memengaruhi netralitas dan profesionalisme dalam pengambilan keputusan strategis. Selain itu, terdapat apresiasi dari penulis terhadap kebijakan kenaikan gaji pegawai, meski disertai dugaan bahwa kebijakan tersebut hanya bertujuan untuk meredam kritik atas kebijakan lainnya.
Hingga berita ini diturunkan, baik Darmawan Prasodjo maupun Ketua Umum SP PLN Muhammad Abrar Ali belum memberikan tanggapan atas isi surat tersebut.(yds)