InfoMalangRaya.com– Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim mewajibkan institusi pendidikan tinggi di negara Malaysia memastikan para siswanya fasih berbahasa nasional Melayu serta Inggris.
Dia mengatakan menguasai bahasa nasional bukan saja membangun kebanggaan terhadap bangsa sendiri tetapi juga mengukuhkan identitas bangsa, lansir Malay Mail.
Dia menambahkan bahwa penguasaan bahasa Melayu secara tidak langsung akan mendorong penguasaan bahasa Inggris, yang menurutnya sama pentingnya pada masa kini.
“[…] Saya rasa ini sudah saatnya kita memulainya, sekarang juga. Dan ketika saya katakan sekarang, yang saya maksud adalah pekan depan,” desak Anwar.
“Saya ingin para profesor kita mengidentifikasi buku-buku yang bagus untuk dipelajari siswa sehingga penguasaan dan pengetahuan bahasa Inggris mereka menjadi yang terbaik,” katanya saat temu dialog dalam acara Kementerian Pendidikan Tinggi yang diberi tema “Wacana Strategi Kementerian Pendidikan Tinggi” di gedung World Trade Centre hari Jumat (5/1/2024) di Kuala Lumpur. Acara pemaparan program kerja untuk tahun 2024 itu dihadiri oleh Menteri Pendidikan Tinggi Datuk Seri Zambry Abd Kadir beserta para pejabat kementeriannya dan perwakilan dari sekolah-sekolah.
Anwar mencontohkan negara jiran Thailand yang masyarakat cakap berbahasa Thai tetapi sekarang juga banyak menggunakan bahasa Inggris. Menurut Anwar universitas di negeri itu menekankan keterampilan berbahasa Inggris bagi mahasiswanya.
Anwar menjamin kecakapan berbahasa Melayu masyarakat tidak akan tergerus apabila mereka juga pandai berbahasa Inggris.
Menurutnya pemikiran bahwa penguasaan bahasa Inggris justru akan merusak bahasa Melayu merupakan “pandangan yang ketinggalan zaman”.
Dia menegaskan bahwa banyak universitas yang mengharuskan peserta didiknya juga menguasai lebih dari satu bahasa.
Anwar mengatakan Kementerian Pendidikan Tinggi harus mengarahkan semua program berkaitan dengan hal ini agar tidak muncul banyak masalah.
Tidak hanya itu, Anwar bahkan mengancam akan melakukan pergantian pucuk kepemimpinan perguruan tinggi apabila keinginannya tersebut tidak direalisasikan dalam dua tahun ke depan.
“Saya ingin kementerian dan universitas memberikan ruang untuk program yang lebih baik, program berbeda yang sesuai dengan kebutuhan kita saat ini, dan jika perubahan ini tidak terwujud, maka kami akan mengganti kepemimpinannya,” kata PM Malaysia itu.
“Sekalian perdana menteri dan menterinya,” imbuhnya, sambil tersenyum.*
Leave a Comment
Leave a Comment