Pemeriksaan Kondisi Jembatan Sungai Karema di Mamuju
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mamuju melakukan pemeriksaan terhadap kondisi pondasi Jembatan Sungai Karema, yang terletak di Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Karema, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Pemeriksaan ini dilakukan setelah ditemukan adanya kemiringan pada pondasi jembatan, yang dinilai berpotensi membahayakan keselamatan pengguna jalan.
Jembatan ini merupakan jalur utama yang menghubungkan pusat kota dengan sejumlah wilayah sekitar. Termasuk akses menuju Kantor Bupati dan Pasar Baru Mamuju. Dengan peran pentingnya sebagai penghubung, keberadaan jembatan ini sangat vital bagi masyarakat setempat.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Mamuju, Adnan Abbas, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulbar untuk menindaklanjuti rencana perbaikan jembatan. Ia menyebutkan bahwa pengecekan kondisi tiang penyanggah jembatan dilakukan hari ini guna memastikan tingkat kerusakannya. Hal ini menjadi salah satu persyaratan dalam pengajuan permohonan perbaikan ke BPJN.
Adnan mengungkapkan bahwa PUPR Mamuju mengusulkan agar jembatan tersebut diperbaiki secara total melalui program Instruksi Presiden (Inpres). Anggaran yang diajukan mencapai sekitar Rp18 miliar, yang diharapkan berasal dari APBN. Menurutnya, perbaikan total menjadi opsi terbaik untuk memastikan keamanan pengguna jalan serta kelancaran arus transportasi masyarakat.
“Kami berharap usulan ini disetujui sehingga perbaikan bisa segera dilaksanakan. Ini demi keselamatan dan akses warga Mamuju,” ujar Adnan saat ditemui di lokasi.
Beberapa pengendara yang melintasi jembatan mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap kondisi jembatan yang tampak miring. Mereka khawatir ketika hujan atau lalu lintas padat, jembatan dapat mengalami kerusakan lebih parah. Pengendara juga berharap pemerintah segera mengambil tindakan agar tidak terjadi insiden yang tidak diinginkan.
Jembatan ini sudah mengalami kerusakan parah pada bagian struktur penyangga. Dari pantauan di lapangan, pilar-pilar beton jembatan tampak bengkok dan terkikis. Bagian bawah jembatan yang menjorok ke arah sungai juga terlihat lapuk. Keadaan ini membuat warga setempat merasa cemas ketika melewati jembatan.
Seorang pengendara bernama Jumadil (30 tahun) mengungkapkan kekhawatirannya. “Saya setiap hari lewat sini, dan melihat kondisi jembatan seperti ini membuat khawatir tiba-tiba ambruk,” katanya. Ia berharap pemerintah daerah segera mengambil tindakan sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan.
Rencananya, jembatan akan dibangun dengan lebar 7 meter dan panjang 60 meter, menggunakan rangka baja tipe A. Perbaikan ini diharapkan dapat memberikan solusi permanen bagi masyarakat yang membutuhkan akses yang aman dan nyaman.