InfoMalangRaya – Keberlanjutan program kampung bebas dari Narkoba adalah tujuan utama dan satu rangkaian aksi Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Program ini diharapkan tidak berhenti di lomba kampung bersih narkoba.
Harapan itu disampaikan AKBP Arif Wicaksono, anggota Direktorat Narkoba Polda Jatim, saat berkunjung bersama tim penilai, di Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Sekitar (19/9) pukul 10.48 WIB, rombongan Tim penilai datang di Posko Kampung Tirto Bebas dari Narkoba (Benar) Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Rombongan tim penilai ini terdiri dari anggota Direktorat Narkoba Polda Jatim, anggota BNN dan Bakesbangpol Jawa Timur. Tim akan mendatangi dan menilai desa-desa yang ditunjuk sebagai kampung bebas dari Narkoba.
Datang menyambut kedatangan tim penilai, Wakapolres Malang, Kompol Wisnu SK, Kapolsek Dau, Kompol Triwik, Kasat Resnarkoba Polres Malang, AKP Subijanto, Camat Dau, Kades Landungsari, Asyarul Khakim dan tokoh lainnya yang tergabung dalam Satgas Kampung Benar.
Dalam sambutannya, Wisnu menyampaikan bahwa Kapolres Malang, AKBP Putu Kholis Aryana berhalangan hadir karena tengah mengikuti rapat kordinasi jelang perhelatan bola yang sangat penting dibahas dalam pengamanannya.
Dalam sambutan, Wisnu menjelaskan sejumlah pertimbangan terpilihnya Landungsari sebagai Kampung Bebas dari Narkoba. Menurut Wisnu, ihwal dipilihnya dipicu dari musibah penganiayaan yang mengakibatkan seorang mahasiswa meninggal.
“Para pelaku sudah kami amankan. Korban adalah mahasiswa, yang rekan-rekannya banyak kos di sini. Wilayah ini perbatasan dengan Kota dan banyak mahasiswa yang tinggal, ” cerita Wisnu.
Kades Landungsari, Asyarul Khakim sendiri menyebut, wilayahnya cukuplah unik karena berada di perbatasan. Pihaknya mencatat, ada 10 ribuan pemuda pemudi luar daerah yang ngekos atau kontrak di wilayah Landungsari.
Paparan lebih detail kemudian disampaikan Kasat Resnarkoba Polres Malang, AKP Subijanto. Senada dengan Wisnu, sebab dipilihnya Landungsari memang bermula dari peristiwa pidana pengeroyokan. Kejadian itu diawali dari pesta minuman keras.
“Di sini juga dekat dengan kampus-kampus sehingga banyak mahasiswa yang kos. Atas pertimbangan itu, kami mendirikan posko di sini dengan berbagai macam kegiatan kami laksanakan. Bersinergi dengan desa dan pihak lainnya, ” urai Subijanto.
Sejumlah kegiatan berlangsung disebutkan Subijanto. Diantaranya tes urine di sejumlah tempat kost, patroli bersama tim Satgas Tirto Benar, gelar Jumat Curhat untuk mendengar keluh kesah masyarakat.
Selain itu ada juga bakti sosial pemberian sembako kepada warga membutuhkan, lomba menyanyi diikuti ratusan pemuda pemudi mahasiswa luar daerah, bakti kesehatan, pemasangan CCTV di kampung yang diduga sering terjadi penyalahgunaan miras dan sosialiasi di sejumlah sekolah.
Terpisah diwawancarai, AKBP Arif Wicaksono berpesan agar program Kampung Tirto Benar tidak hanya dilaksanakan bersamaan adanya penilaian, melainkan harus berkelanjutan.
“Yang penting adalah keberlanjutan. Tidak berhenti di sini saja, melainkan untuk program selanjutnya. Soal adanya pendanaan. Bisa berasal dari desa, csr dan sebagainya. Ada Dana, posko, rencana kegiatan dijalankan itensif, ” urai Arief.
“Jadi lomba kampung bersih narkoba ini merupakan rangkaian aksi P4GN dan melibatkan masyarakat. Kita sudah melaksanakan penegakan hukum namun kurang maksimal, sehingga peran masyarakat dibutuhkan maka dibentuklah kampung bersih narkoba dan semua stakeholder terlibat, ” urai Arief. (Santoso FN)
The post Posko Kampung Tirto Benar Naungi 10 Ribu Mahasiswa appeared first on infomalangraya.com.