IMR – Calon Bupati (Cabup) Malang, nomor urut 1 dalam Pilkada 2024, HM Sanusi, benar-benar tampil memukau. Statusnya sebagai petahana, menjadikan pasangan calon (paslon) dengan Hj Lathifah Shohib dengan akronim Salaf ini, mampu menjawab dan menyuguhkan semua data yang disodorkan paslon lainnya.
Bahkan ketika enam paslon dari tiga wilayah yang ikut dalam Pilkada Serentak itu, harus membuka catatan atau ponsel mereka, untuk menyampaikan visi dan misi. Serta saat ada pertanyaan, tidak demikian halnya dengan Sanusi. Semuanya disampaikan dengan lancar, runut dan langsung bisa dimengerti tanpa harus membuka catatan.
Hal itu terjadii, saat Universitas Brawijaya Malang, menggelar Mimbar Akademik Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Malang Raya, di auditorium kampus setempat, Jumat (1/11/2024) siang.
Even yang mempertemukan dua paslon Bupati Malang, tiga paslon Wali Kota Malang dan dua paslon Wali Kota Batu itu, bertajuk: ‘Sinergi Pembangunan Malang Raya’.
Sanusi yang tampil sendiri, tanpa didampingi Lathifah Shohib, sangat lancar menyampaikan visi misi untuk mewujudkan Malang maju, sejahtera, berdaya saing, dengan semangat gotong royong berdasarkan Pancasila. Salah satunya dengan memajukan pendidikan di Kabupaten Malang.
Dengan tanpa teks, Sanusi langsung menyampaikan program-programnya di sektor pendidikan. Salah satunya, pria asli Gondanglegi itu telah berinovasi untuk mendirikan SMK Animasi. Dimana anak yang sekolah di sana, bisa langsung berpenghasilan Rp2 juta setiap bulan.
“Saya inginnya sekolah di Kabupaten Malang, menjadi sekolah entrepreneur. Sehingga anak sekolah sudah tidak membebani orang tua,” ujarnya, dalam kesempatan pertama saat menyampaikan visi dan misi, diantara enam paslon lainnya.
Selain itu, lanjut Sanusi, di masa kepemimpinannya sebagai Bupati Malang, juga sudah dibangun SMA Taruna Nusantara di Desa Dempok, Pagak, Kabupaten Malang.
“SMA Taruna ini nanti yang akan mendidik kader-kader Indonesia untuk jadi perwira di Akademi Militer maupun di Kepolisian,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Sanusi juga mendirikan sekolah internasional King’s College London (KCL). Agar nanti warga Asian maupun Asia yang ingin belajar ke London, sudah tidak perlu jauh-jauh lagi. Cukup datang ke King’s College London yang berlokasi di KEK Singosari.
Kemudian agar sektor pendidikan tidak terfokus hanya di Kota Malang saja, khususnya perguruan tinggi. Maka diperlukan kerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi untuk mendirikan kampus di Kabupaten Malang.
Universitas Brawijaya (UB) mulai membangun kampus di Kepanjen. Termasuk Universitas Islam Negeri (UIN) Malang membangun kampus di Turen, Universitas Negeri Malang (UM) di Pakis dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Dau.
Perguruan tinggi ini nantinya akan mengelilingi Kabupaten Malang. Sehingga sebagian mahasiswa bisa belajar di Kabupaten Malang.
“Dengan begini, ekonomi dan pendidikan serta gairah manfaat untuk anak-anak muda di Kabupaten Malang bisa berpendidikan tanpa harus jauh-jauh ke Kota Malang,” tegasnya.
Tidak hanya hapal di luar kepala, Sanusi juga sempat mengoreksi komentar Calon Wakil Bupati nomor urut dua, dr. Umar. Yang sempat menyebutkan angka kemiskinan di Kabupaten Malang, yang mencapai 397 ribu. Menurut BPS, kata Sanusi, saat ini angkanya hanya mencapai 240 ribu.
“Jadi salah ketik lagi. Angka kemiskinan di Kabupaten Malang sudah turun lagi. Sekarang sudah mencapai 8,9 persen. Itu koreksi saja,” sebut Sanusi.
Sementara itu, berkaitan dengan sinergi pemerintahan di Malang Raya, Sanusi juga membeberkan rencana-rencananya. Diantaranya, Pemkab Malang sudah membuat beberapa rumah sakit di dekat jalan tol. Yang bisa bersinergi antara Pemkab Malang, Pemkot Malang dan Kota Batu. Diantaranya ada di Singosari dan Bululawang. Itu dibuatkan dengan rumah sakit yang bertaraf nasional.
“Sedangkan di sektor transportasi, saya sepakat nantinya adanya kereta monorel dan skytrain. Terminalnya ada di exit tol Pakis, untuk bus pariwisata seluas 10 hektar dan akan dibangun oleh Pemkab Malang.”
“Sedangkan yang membangun monorel atau skytrainnya, sudah ada investor dari Korea. Rutenya nanti dari Pakis ke Lawang, Pakis ke Batu, Pakis ke Malang dan Pakis ke Kepanjen.”
“Sehingga nanti angkutan transportasi masal yang terintegrasi, benar-benar bisa menghubungkan tiga pemerintahan di Malang Raya,” tegasnya. (Ra Indrata)