IMR – Hujan dengan intensitas tinggi melanda Kota Batu di puncak musim penghujan Tahun 2025. Dampaknya, bencana alam akibat cuaca ekstrem itu tak dapat diindahkan. Sejumlah titik di Kota Batu mengalami banjir luapan hingga tanah longsor.
Titik pertama bencana banjir luapan terjadi di Sungai Paron, Jalan Panderman, Dusun Gerdu, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji hingga di kawasan bundaran Taman Rekreasi Selecta. Akibatnya akses masuk maupun keluar tempat wisata legendaris itu sempat terganggu.
“Banjir luapan terjadi karena hujan intensitas tinggi melanda Kota Batu, Sabtu (22/3/2025). Akibatnya saluran drainase tidak mampu menampung volume air. Menyebabkan banjir luapan di Sungai Paron,” tutur Plt Kalaksa BPBD Kota Batu, Arif Purwanto, Minggu (23/2/2025).
Banjir akibat luapan sungai tersebut masuk ke pondok peternakan warga hingga ke area bundaran Taman Rekreasi Selecta. Serta menyeret satu unit mobil wisatawan hingga mengalami kerusakan.
“Luapan banjir juga membawa material lumpur dengan ketebalan berkisar 20-25 centimeter dan menutup jalan di area Bundaran Selecta,” imbuh Arif.
Selain berdampak pada satu unit kendaraan wisatawan, akibat dari peristiwa itu juga menyebabkan pondok peternakan warga mengalami kerusakan, kemudian hewan ternak milik Pak Sakri terdampak, meski begitu masih selamat.
“Tak ada korban jiwa dalam peristiwa banjir luapan tersebut. Bersama petugas gabungan, kami langsung melakukan pembersihan material lumpur secara manual dan menggunakan alat berat. Selain itu juga dilakukan penyemprotan material lumpur oleh Damkarmat Kota Batu,” papar dia.
TERTUTUP LUMPUR: Petugas gabungan saat membersihkan material lumpur bekas banjir luapan yang menutup akses menuju Taman Rekreasi Selecta. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Dalam penanganan banjir luapan tersebut, petugas gabungan yang terlibat diantaranya TNI, Polri, DPUPR, Tagana, relawan bencana dan masyarakat. “Untuk rekomendasi, normalisasi saluran drainase perlu dilakukan dinas terkait,” imbuhnya.
Lebih lanjut, hujan dengan intensitas tinggi juga menyebabkan tanah longsor di Dusun Brau, RT 01 RW 10, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji. Peristiwa tanah longsor itu disebabkan karena kondisi tanah jenuh air.
“Karena tanah jenuh air, menyebabkan tebing tanah mengalami longsor, berdimensi tinggi 8 meter dan lebar 6 meter, mengakibatkan tertutupnya sebagian badan jalan,” papar dia.
Lalu di Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan atap rumah warga ambruk. Faktor lain peristiwa itu terjadi juga disebabkan karena kondisi bangunan yang sudah tua dan kontruksi bangunan sudah rapuh.
“Akibat kondisi tersebut, atap dan tembok rumah Pak Themmy ambruk. Dengan dimensi luas bangunan sekitar 140 meter persegi. Karena kondisi rumah cukup membahayakan, sementara waktu penghuni rumah mengungsi ke rumah kerabat,” paparnya.
Sedangkan untuk tembok yang ambruk dan bertumpu pada genteng tetangga korban, harus segera dilakukan perbaikan karena posisi tembok berada di dekat akses jalan satu-satunya ke kampung, yang berada tepat di belakang rumah korban.
. Sedangkan tembok yg ambruk bertumpu pada genteng tetangga korban Atas nama Bpk. Sandi, sehingga harus segera dilakukan perbaikan karna posisi tembok juga berada di dekat akses jalan satu-satunya ke kampung yg ada di belakang rumah korban.
“Untuk upaya sementara, kami telah melakukan kaji cepat dan memberi penyangga sementara pada tembok yang bersandar,” tutupnya. (Ananto Wibowo)