IMR – Memasuki pertengahan bulan Februari 2025, anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) Kota Batu menyisakan Rp19,13 miliar, dari total anggaran sebesar Rp23,6 miliar. Terhitung anggaran sebesar Rp4,47 miliar telah direalisasikan untuk penangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan bencana alam.
Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kota Batu, Eny Rachyuningsih menyatakan, Pemkot Batu pada Tahun 2025 inimenganggarkan BTT sebesar Rp23,6 miliar. Dari jumlah itu, telah direalisasikan sebesar Rp4,47 miliar.
“Dari jumlah realisasi tersebut, digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan mendesak. Seperti penanganan PMK dan bencana alam. Ini berarti anggaran BTT saat ini tersisa sekitar Rp19,13 miliar,” papar Eny, Kamis (13/2/2025).
Dia menjelaskan, anggaran BTT memang disiapkan untuk kebutuhan darurat dan mendesak, yang sebelumnya tidak diprediksi. Diantaranya seperti akibat dari bencana alam, non alam hingga bencana sosial. Apabila tidak segera ditangani bakan berdampak lebih parah.
“Anggaran BTT digunakan untuk hal-hal yang sifatnya darurat. Penyaluran BTT langsung melalui BKAD, lalu digeser ke SKPD terkait,” paparnya.
Hingga saat ini, sejumlah bSKPD yang sudah diberi anggaran BTT ialah Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP), Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dan Dinas Pendidikan.
PENANGANAN PMK: Realisasi anggaran BTT Kota Batu sebulan setengah ini sudah mencapai Rp4,4 miliar, salah satunya digunakan untuk penanganan PMK. (Foto: Istimewa)
Contoh penggunaan pada DPKP ialah penanganan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. Sementara penggunaan yang lain cenderung akibat bencana akibat bencana alam, seperti tanah longsor dan cuaca ekstrem.
Pengerjaan yang telah dilakukan di antaranya seperti pembuatan plengsengan di depan TK Teratai, Jalan Patimura, Kelurahan Temas, Kecamatan Batu. Sebelumnya plengsengan teknis itu mengalami longsor, karena dipicu kejadian hujan deras kemudian tergerus aliran sungai.
Akibat dari longsor tersebut, material longsor menutup sungai. Kemudian membuat bangunan TK semakin rawan terkena longsor. Sebab letaknya hanya beberapa meter saja dari titik longsor.
Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Jaringan Irigasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Batu, Wendy Prianya menambahkan, untuk penanganan pengerjaan tersebut akan menggunakan anggaran BTT. Titik longsoran itu akan dilakukan pembangunan plengsengan dari dasar sungai.
“Pembangunan akan dilaksanakan sepanjang sekitar 60 meter dan tinggi delapan meter,” imbuhnya.
Pihaknya sudah melakukan assessment pada titik longsor tersebut dan sudah diketahui nilainya. Berdasarkan hasil asesmen, pembangunan kembali plengsengan tersebut memerlukan dana Rp860 juta.
“Saat ini masih dalam tahap perencanaan. Setelah perencanaan selesai, akan langsung dieksekusi untuk proses perbaikan,” tutupnya. (Ananto Wibowo)