IMR – Pengurus Badan Kerja Sama Gerejawi (BKSG) Kota Batu mengajak tiga pasangan calon (paslon) Pilkada Kota Batu, melakukan doa bersama untuk HUT ke-23 di Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) ‘Maranatha Family’ Kota Batu, Sabtu (19/10/2024) malam.
Selain doa bersama, momen tersebut sebagai wujud deklarasi damai. Dari tiga paslon yang diundang, hanya paslon Nurochman – Heli Suyanto yang hadir lengkap. Paslon Firhando Gumelar – H Rudi tidak hadir. Sedangkan paslon Kris Dayanti – Kresna Dewanata, dihadiri calon wakilnya saja.
BKSG merupakan badan mewakili 42 gereja dan 17 lembaga Kristiani di Kota Batu. Deklarasi Pilkada Damai tiga paslon ini dilakukan dengan penandatanganan kesepakatan diikuti masing-masing paslon yang hadir.
Kemudian para jemaat mengikuti doa bersama untuk Pilkada 2024 aman dan damai di Kota Batu. Selanjutnya paslon mengenalkan diri serta membeberkan visi misi yang diusung untuk Kota Batu lima tahun ke depan.
Dalam kesempatan itu, Cak Nur- sapaan Nurochman memilih membeberkan harapannya agar Pilkada Kota Batu bisa berjalan lancar, tanpa ketegangan antar paslon hingga pendukung di kalangan masyarakat.
Hal itu disampaikan melihat beberapa saat lalu, alat peraga kampanye miliknya dirusak orang tidak dikenal (OTK) di tiga kecamatan yang ada di Kota Batu.
Nurochman menekannya pentingnya pilkada damai. “Kami semua pasangan calon yang hadir minta doa restu agar bisa menjalankan seluruh tahapan pilkada dengan sehat dan riang gembira,” ujarnya.
Bagi Nurochman, harmonisasi kerukunan umat beragama di Kota Batu harus dipertahankan, sehingga toleransi umat beragam harus tetap terjaga.
“Kami santai. Jadi, jenengan jangan tegang dan paling penting guyup rukun. Pilkada hanya satu hari. Jangan sampai tidak rukun antar keluarga ataupun antar jemaat,” tutur Cak Nur.
Menurutnya, berbeda pilihan menjadi hal yang lumrah dalam pesta politik. Sedangkan hal utama yang harus dijaga yakni kerukunan antar umat beragama dan keamanan tempat ibadah.
“Soal pilihan semua tentu punya gambaran masing-masing. Yang terpenting jaga keamanan dan kenyamanan Kota Batu, itu paling penting dari sekedar perbedaan pilihan paslon karena setelah pilkada semua akan tetap berjalan,” tuturnya
“Karena itu, kondusivitas di Kota Batu harus dijaga. Siapa pun yang terpilih menjadi wali kota Batu harus tetap didukung, itu sikap moderasi dalam berbangsa dan bernegara,” tutupnya. (Ananto Wibowo)