MALANG POST – Menjadi driver jeep tour ke Gunung Bromo, harus bisa memastikan kondisi fisiknya prima dan menguasai medan.
Ketika driver kurang tidur, karena harus mengejar waktu keberangkatan dini hari. Ditambah kondisi macet ketika masuk akhir pekan atau libur panjang, akan memicu kondisi stres dan kelelahan yang berat, sehingga sulit konsentrasi.
Ketua Komunitas Jeep Malang, Eko Yudi menegaskan hal tersebut. Saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Selasa (20/5/2025).
“Apalagi dalam kondisi jalan yang menantang. Dibutuhkan skill pengendara yang bagus.”
“Kalau akses jalan yang sering terjadi kecelakaan, ada di Ngadas sampai Poncokusumo – Tumpang,” jelasnya.
Sayangnya, sebut Eko yang mulai merintis tour jeep ke Bromo sejak 1980-an itu, banyak penyedia jasa jeep tidak diiringi standar keamanan yang baik.
Saat ini, tambahnya, banyak penyedia jasa jeep ke Bromo yang muncul, tanpa ada standar SOP driver sampai kelengkapan surat kendaraan.
“Peran pihak TNBTS itu sangat penting. Agar ke depan lebih memperhatikan median jalan dan rest area yang cukup,” sebut Eko.
Di Malang Raya sendiri, katanya, ada seribu jeep yang siap melayani wisatawan ke Gunung Bromo. Jumlah itu, 900 jeep dari Kabupaten Malang dan sisanya dari Kota Malang.
Tetapi belum semua jeep yang siap melayani wisatawan menuju Bromo, masuk dalam paguyuban. Menyebabkan edukasi ke driver jeep kurang maksimal.
Karenanya, standar aman masih kurang diperhatikan. Khususnya kondisi driver yang menghadapi median jalan menantang ditambah jalan yang biasanya padat.
Pihaknya juga menyebut, titik point yang terbaik di Gunung Bromo ada di Penanjakan.
Seharusnya di titik tersebut ada petugas yang mengatur soal kapasitas jeep. Agar tidak banyak yang mengeluhkan soal membludaknya jeep, khususnya ketika waktu libur.
Sementara itu, Pakar Transportasi Universitas Widyagama Malang, Prof. Aji Suraji menjelaskan, ada empat faktor kejadian kecelakaan bisa terjadi. Yakni dari sisi driver, kendaraan, jalan dan lingkungan.
“Untuk kecelakaan akses menuju Bromo, dikarenakan faktor manusia atau driver itu sendiri.”
“Seperti kondisi badan yang sudah lelah, tapi harus waktu perjalanan extra. Maka dari itu, ke depan kesiapan driver harus lebih diperhatikan,” tegasnya.
Meski demikian, tambahnya, faktor lingkungan juga berpengaruh. Seperti saat terjadi hujan sampai berkabut, akan mempengaruhi pandangan.
“Tapi kalau kondisi jalan, sebenarnya sudah di maksimalkan sejauh ini. Seperti kondisi jalan yang sudah beraspal, meskipun masih belum lebar,” pungkasnya. (Wulan Indriyani/Ra Indrata)