IMR – Pada tahun 2025 ini, ada puluhan titik prioritas pembangunan drainase. Salah satunya adalah di Jalan Candi Panggung, yang proses pengerjaannya sudah dimulai.
Analis Pembiayaan Infrastruktur PUPR Ahli Muda Kota Malang, Yocky Agus Firmanda, ketika menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk, yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, menyampaikan hal tersebut.
Katanya, proyek drainase di Jalan Candi Panggung, berkolaborasi bersama PUSDA Provinsi Jawa Timur. Target penyelesaian selama delapan bulan, yang dimulai Februari 2025.
“Sedangkan dua titik prioritas lainnya, yang juga akan dikerjakan tahun ini, seperti di Jalan Mayjen Panjaitan dan Jalan Ir Rais,” jelasnya.
Nantinya, sebut Yocky, juga akan ada total 57 titik di sejumlah kelurahan di Kota Malang, yang akan jadi target pemeliharaan hingga pembangunan drainase baru. Beberapa titik di antaranya usulan dari masyarakat Kota Malang.
“Sejak 2022 lalu, sudah disusun Master Plan drainase dan sudah diimplementasikan sambil evaluasi. Proyek drainase di Kota Malang, diharapkan bisa mengurangi risiko genangan air,” tegasnya.
Anggota Komisi C DPRD Kota Malang, Arief Wahyudi, menambahkan, pihaknya secara rutin berkomunikasi dengan DPUPRPKP Kota Malang, terkait perkembangan master plan penanganan banjir.
Menurutnya, meskipun kondisi di Kota Malang masih belum sepenuhnya baik, terutama saat musim hujan, namun upaya penanggulangan banjir tetap berjalan sesuai rencana dan masih on the track.
“Terkait dengan efisiensi anggaran, dana untuk penanganan banjir tidak akan terpengaruh, karena tetap menjadi prioritas.”
“Dengan begitu, anggaran yang dialokasikan untuk penanggulangan banjir akan tetap aman,” sebut politisi PKB ini.
Sementara itu, Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITN Malang, Ibnu Sasongko berujar, meskipun langkah-langkah yang diambil DPUPRPKP sudah menuju arah yang positif, tapi ada yang masih perlu terus dibenahi.
Ibnu menekankan pada pentingnya melihat masalah banjir, dari sudut pandang yang lebih menyeluruh. Terutama dengan memperhatikan kondisi morfologi Kota Malang.
“Pemetaan morfologi kota yang lebih mendalam, sangat diperlukan untuk mengetahui tata aliran air dan pemetaan wilayah.”
“Tujuannya juga agar berbagai langkah penanggulangan, bisa lebih terarah dan tepat sasaran,” kata Ibnu Sasongko. (Faricha Umami/Ra Indrata)